JAKARTA, Stabilitas.id – Dalam rangka dicabutnya PPKM dan perayaan Idul Fitri, Kementerian Perhubungan memperkirakan arus mudik tahun ini mencapai 80 juta orang. Data tersebut memberikan gambaran akan antusiasme pengguna aplikasi wisata dalam mencari tiket dan promo menarik untuk pulang ke kampung halaman.
Menanggapi hal tersebut, perusahaan kemanan siber, Palo Alto Networks, berbagi wawasan dan solusi untuk mengatasi peningkatan risiko siber selama periode Hari Raya Idul Fitri.
“Industri travel sangat menarik bagi para penipu karena industri ini merupakan sumber data sensitif dan pribadi dalam jumlah besar, termasuk nama pengguna, email, dan kata sandi yang dicuri, serta identitas, pembayaran, dan kontak pelanggan, yang berarti bahwa baik pemudik maupun perusahaan travel harus sangat berhati-hati,” ungkap Regional Vice President, ASEAN Palo Alto Networks, Steven Scheurmann, dikutip Senin (3/4/2023).
Menurut Palo Alto Networks, beberapa penipuan terkait travel yang paling umum meliputi:
- Penggunaan domain dan URL berbahaya yang meniru jenama dan situs web terkenal.
- Phishing email/SMS/pesan WhatsApp kepada pengguna untuk mengelabui mereka agar mengunduh lampiran atau file APK berbahaya.
- Pesan-pesan ini juga dapat mengarahkan pengguna agar mengeklik tautan ke laman situs web atau lampiran berbahaya tertentu.
- Menawarkan layanan “agen travel bayangan”, dimana para penipu akan menawarkan layanan pemesanan perjalanan dengan harga sangat terjangkau melalui berbagai platform media sosial.
Palo Alto Networks menyarakan bahwa masyarakat perlu berhati-hati saat mengeklik tautan atau lampiran apapun yang terdapat dalam email yang mencurigakan, terutama yang berkaitan dengan pengaturan akun atau informasi pribadi, serta pesan-pesan yang terkesan mendesak.
Selain itu, individu juga perlu memverifikasi alamat pengirim untuk setiap email yang mencurigakan di inbox mereka; periksa kembali URL dan sertifikat keamanan setiap situs web sebelum memasukkan kredensial login mereka; dan laporkan dugaan upaya phishing.
Sementara itu, organisasi harus menerapkan pelatihan kesadaran keamanan untuk meningkatkan kemampuan karyawan dalam mengidentifikasi email penipuan dan menerapkan solusi keamanan siber end-to-end yang memungkinkan pemfilteran URL tingkat lanjut untuk mendeteksi URL berbahaya baru yang tidak dikenal dengan cepat, mengidentifikasi sampel yang dikenal sebagai malware, dan melacak aktivitas malware terkait.
“Oleh karena itu, dalam mempersiapkan diri sebelum mudik untuk menikmati kebersamaan dengan sanak saudara, masyarakat perlu tetap waspada dan berhati-hati untuk melindungi diri mereka sendiri,” tutup Steven.***