JAKARTA, Stabilitas.id – Green ekonomi merupakan sumber ekonomi baru di tengah krisis ekonomi yang terjadi di dunia saat ini. Hal tersebut dikarenakan Indonesia berhasil mengembangkan Energy Transition Mechanism (ETM).
Hal tersebut diungkapkan oleh Wakil Menteri Keuangan (Wamenkeu) Suahasil Nazara saat menyampaikan keynote speech pada Kongres X Asosiasi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Indonesia (AFEBI) Tahun 2022 dengan tema “Toward Green and Digital Economics and Business Faculties for Sustainable Future” yang dilaksanakan di Bali, pada Selasa (6/12/22).
“Kita keluar dari paradigma lama dimana green kadang-kadang dianggap memiliki trade-off dengan growth. Green dan economic growth tidak trade-off, dia komplemen. Green bahkan menjadi sumber pertumbuhan ekonomi baru,” ungkap Wamenkeu di Bali.
BERITA TERKAIT
Wamenkeu menjelaskan, ETM mempunyai dua pilar aktivitas yakni mengurangi kegiatan yang menghasilkan emisi karbon dan membangun pembangkit listrik yang berbasiskan energi baru terbarukan (EBT).
“Kalau mengurangi bagaimana, Pak? Bisa kita kurangi umur dari PLTU batubara tersebut yang masih 20 tahun lagi kita kurangi 10 tahun aja deh, yang 10 tahunnya lagi kami tetap kompensasi,” jelas Wamenkeu.
Sementara itu, membangun EBT juga dapat berarti membangun sumber pertumbuhan ekonomi baru menutup yang lama. EBT bisa menjadi bisnis menuju transisi menuju ekonomi hijau.
“Dia bukan trade-off atas growth kita, dia tidak akan mengurangi, dia mengkomplemen,” tutup Wamenkeu.***