Oleh Danal Meizantaka Daeanza – Assistant Programmer LPPI
Perubahan yang terjadi di dunia selama satu dekade belakangan ini sangat signifikan. Revolusi internet menjadi kunci sekaligus pusat pada perubahan tersebut. Industri dan hampir semua sektor usaha ikut berubah cepat sebagai akibat dari pesatnya perubahan internet.
Metode kerja konvensional yang selama ini digunakan oleh berbagai industri sebagai perputaran roda usaha mereka mulai berubah sedikit demi sedikit ke arah digital. Tren yang dinamakan Transformasi Digital, merambah Indonesia mulai tahun 2016. Dan beberapa tahun setelahnya Indonesia pun memasuki perkembangan revolusi industri 4.0.
Transformasi digital memiliki pengertian perpindahan proses analog menjadi digital dengan memanfaatkan teknologi. Teknologi yang dimanfaatkan untuk merevolusi bisnis di antaranya adalah pembelajaran mesin (machine learning), data besar (Big Data) dan internet of things. Percepatan transformasi digital kemudian memuncak setelah Covid-19 yang dimulai pada awal 2020, merebak menjadi pandemi. Mulai saat itu berbagai aspek kehidupan pun mulai tersentuh teknologi digital secara masif.
Bahkan ketika lampu sorot menerangi Indonesia ketika memimpin G20 sepanjang 2022, dan pertemuan di Bali di akhir tahun 2022 menjadi puncaknya, transformasi digital menjadi salah satu isu penting yang menjadi topik bahasan. “Sebagai Presidensi G20, Indonesia mendorong transformasi digital untuk mempercepat pemulihan global. Di bawah Presidensi Indonesia, digital economy working group sudah mulai berjalan,” ungkap Presiden Joko Widodo.
Tidak dinafikan lagi bahwa transformasi digital akan tetap menjadi pembahsan penting dari beberapa tahun ke depan. Khusus Indonesia, setidaknya ada tiga fokus utama transformasi digital yang mesti menjadi perhatian. yaitu kesetaraan akses digital, meningkatkan literasi digital dan lingkungan digital yang aman.
Transformasi digital didorong guna mempercepat pemulihan global, tetapi perlu kita ketahui bersama juga bahwa untuk mendorong transformasi digital juga perlu literasi digital sebagai dasar pengetahuan dalam bertransformasi. Diperlukannya literasi digital agar masyarakat dapat lebih bijak dalam menggunakan serta mengakses teknologi terutama dunia digital.
Ekonomi digital, sebagaimana data yang terungkap dalam KTT G20 lalu, mampu menyumbang 15,5 persen PDB global. Ini menandakan terbukanya peluang masyarakat kecil menjadi bagian dari rantai pasokan global. Sayangnya belum semua masyarakat Indonesia mengerti betapa pentingnya literasi digital.
Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) mengeluarkan literasi digital yang perlu dipahami oleh masyarakat digital. Terdapat empat pilar dalam literasi digital versi Kominfo yaitu cakap digital, etika digital, budaya digital dan keamanan digital. Cakap digital berguna agar individu mampu mengetahui, memahami dan menggunakan perangkat teknologi serta mengoperasikannya dengan baik dan benar, hal ini pun belum tersebar secara merata ke berbagai daerah di Indonesia. Bahkan untuk dibeberapa daerah mereka lebih memilih menggunakan pendekatan yang konvensional ketimbang digital. Sedangkan keamanan digital berguna agar individu dapat mengenali, mempolakan, menerapkan, menganalisis dan meningkatkan kesadaran keamanan digital dalam kehidupan sehari-hari. Keamanan digital menjadi salah satu keharusan pengetahuan dasar bagi masyarakat agar masyarakat tetap aman dalam menggunakan berbagai teknologi digital. Semakin marak menggunakan teknologi digital akan semakin banyak juga kejahatan dalam versi digital.
Tantangan yang harus dihadapi terutama di negara berkembang tentang literasi digital ini adalah arus informasi yang terlalu banyak dan banyaknya konten negatif. Kominfo menargetkan pada tahun 2024 sebanyak 50 juta masyarakat Indonesia telah ter-edukasi tentang literasi digital. Kominfo sebagai garda terdepan telah melakukan literasi digital dengan berbagai mitra dalam memimpin upaya nasional mempercepat transformasi digital dengan membangun talenta digital Indonesia. Gerakan Nasional Literasi Digital berlangsung di tengah peningkatan pengguna internet di Indonesia.
Berdasarkan hasil riset We Are Social pada Januari 2021, pengguna internet di Indonesia mencapai 202,6 juta. Angka tersebut meningkat sebanyak 37 juta pengguna baru dibandingkan tahun sebelumnya, dengan 170 juta pengguna aktif media sosial, dan rata-rata mengakses gawai hingga 8 jam, 52 menit setiap hari. Maka dari itu menjadi pekerjaan bersama jika Indonesia mau ber-transformasi digital secara menyeluruh, karena dibutuhkan literasi digital sebagai bekal utama mereka. Bahkan ini bukanlah sebagai pilihan melainkan keharusan agar masyarakat dapat menggunakan teknologi digital dengan bijak.
Bijaklah dalam ber-teknologi. Happy online!