“LAKUKAN tugas-tugas berat. Tidak ada yang akan melihat kerja keras Anda jika Anda melakukan tugas-tugas kecil. Tantang diri Anda untuk melakukan tugas berat dan menyelesaikan masalah yang tidak bisa diselesaikan orang lain,” begitu pesan Indra Nooyi, CEO PepsiCo di hadapan para siswa Stanford Graduate School of Business, Amerika Serikat.
Di hadapan para calon pebisnis dan pengelola perusahaan itu dia melanjutkan bahwa itulah cara menjadi pemimpin yang dipercaya dalam organisasi. “Jangan pernah berhenti belajar, baik Anda seorang lulusan baru atau CEO. Belajar bukan berarti Anda lemah, malahan pemimpin-pemimpin terkuat adalah mereka yang mau belajar seumur hidupnya.”
Perempuan bernama lengkap Indra Krishnamurty Nooyi kelahiran Madras, India 28 Oktober 1955 adalah Chairman dan CEO PepsiCo, perusahaan makanan dan minuman besar dunia. Beberapa unit usaha Pepsi yaitu Quaker, Pepsi-Cola, Tropicana, dan Gatorade, dan membuat makanan kemasan di 200 negara. Dengan pendapatan 60 miliar dolar AS, Pepsi Co mempekerjakan 285 ribu orang di seluruh dunia.
Perempuan berdarah Tamil, yang kini menjadi warga negara Amerika Serikat, merupakan arsitek utama dari strategi pertumbuhan PepsiCo. Ia menjabat sebagai Chairman dan CEO pada 1 Oktober 2006. Dia merancang strategi global perusahaan lebih dari satu dekade dan memimpin restrukturisasi, termasuk divestasi restoran YUM! menjadi sukses, akuisisi Tropicana dan merger dengan Quaker Oats.
Majalah Fortune menempatkan ibu beranak dua ini di rangking pertama dari 50 most powerful women in business. Dia mengalahkan para eksekutif bisnis wanita berpengaruh lainnya di Amerika Serikat.
Awal kepemimpinannya, saham Pepsi memang sempat turun 1 persen. Bahkan banyak analis yang menilai saham Pepsi masih terlalu murah, hanya 10 dolar AS, tidak sebanding dengan kinerja perusahaan yang kinclong. Namun belakangan Indra Nooyi berhasil menggenjot omzet perusahaan melalui berbagai produk baru yang serba sehat, meliputi produk berisi buah, susu dan tanaman pangan lain. Hasilnya, omzet perusahaan ikonik AS ini melonjak 72 persen dengan laba yang naik dua kali lipat.
Penentu Strategi Pepsi
Sebelum menjadi CEO PepsiCo, Indra Nooyi adalah Presiden dan Chief Financial Offcer (CFO) mulai 2001 di perusahaan yang sama. Ia bertanggung jawab mulai dari keuangan, strategi, proses bisnis, platform perusahaan dan inovasi.
Namun sesungguhnya perjuangan Indra mencapai karier seperti sekarang ini terbilang luar biasa. Tumbuh di kalangan kelas menengah, ia mendobrak aturan konservatif yang dianut keluarganya. Lihat saja kiprahnya, bergabung dengan tim kriket wanita. Bahkan dia juga bermain gitar dalam band-nya yang semuanya wanita pada saat belajar di Madras Christian College.
Setelah mendapatkan gelar sarjananya dalam bidang kimia, fsika, dan matematika, ia melanjutkan mendaftar di Indian Institute of Management di Calcutta.
Mengawali kariernya di India, Indra sempat bekerja di perusahaan Johnson & Johnson dan perusahaan tekstil Mettur Beardsell. Kemudian, ia hijrah ke AS untuk belajar, dan diterima di Yale University Graduate School of Management, New Haven di bidang Public and Private Management. Yang mengejutkan, orang tuanya setuju dan membiarkan dia pindah ke Amerika. Padahal, pada 1978, tidak pernah terdengar bahwa seorang gadis India terbang jauh menuntut ilmu ke negeri seberang.
Di negeri Paman Sam, awalnya Nooyi bekerja di perusahan konsultan bergengsi, Boston Consulting Group pada 1980, dan berbagai proyek perusahaan internasional. Dia juga sempat bekerja di Motorola pada 1986 dan menjadi eksekutif senior di sana. Pada 1990, dia bergabung dengan Asea Brown Boveri Inc (ABB), sebuah perusahaan Swedia yang berfokus pada manufaktur peralatan industri dan pembangkit listrik di seluruh dunia.
Dia menjabat sebagai wakil presiden senior dan direktur strategi perusahaan dan pemasaran strategis. Indra menangani divisi perusahaan ABB dan memimpin program pembangunan yang memberikan perusahaan keunggulan di Amerika Utara.
Pada 1994, merupakan awal dari karier gemilang Indra. CEO General Electric (GE) Jack Welch meminta dia untuk bergabung di GE. Namun, sesaat sebelum dia menerima tawaran tersebut, Wayne Calloway, CEO PepsiCo dan Anggota Dewan GE sebelumnya, mengajukan penawaran ke Indra terlebih dahulu. “Jack Welch adalah CEO terbaik yang saya tahu, dan GE mungkin adalah perusahaan terbaik” tutur Indra.
Pada 16 Agustus 2006, CEO PepsiCo Steve Reinemund mengumumkan pensiun dini dan menunjuk dia untuk menggantikan posisinya, dan menjadikan Indra sebagai wanita pertama yang memimpin perusahaan saingan CocaCola, dan CEO ke-5 di PepsiCo. Dengan pengalaman yang luas dan keinginan untuk mempromosikan perubahan dalam bisnis, dia meluncurkan visinya dalam motto PepsiCo “Performance with Purpose”. selama kariernya, dia telah mengambil langkah-langkah untuk membuat PepsiCo lebih sadar akan kesehatan dengan menambahkan merek sehat melalui akuisisi beberapa produk.
Di tangan Indra Nooyi, Pepsi berhasil melakukan restrukturisasi besarbesaran. Ia menjadi penentu strategi utama Pepsi. Ia bukan sekedar mendesak PepsiCo membangun kembali identitas dan aset, namun ia juga berpengaruh dalam sejumlah keputusan penting. Ia negosiator ulung dengan membuat kesepakatan tingkat tinggi. Pepsi lalu memutuskan untuk memisahkan divisi restorannya pada 1997, dan membuat KFC, Pizza Hut dan Taco Bell menjadi
perusahaan terpisah.
Ia juga menjadi kepala deal maker untuk dua akuisisi penting yaitu membeli perusahaan jus jeruk Tropicana sebesar 3,3 miliar dolar AS pada 1998 dan Quaker Oats sebesar 14 miliar dolar AS. Nooyi juga lah yang menghadirkan Gatorade, minuman energi di bawah PepsiCo. Pada 2006, dia menjadi CEO PepsiCo kelima di sepanjang sejarah perusahan itu.
Di balik kesuksesannya, Indra Nooyi tetap menjadi seorang wanita India yang berhasil memadukan antara kerja keras yang luar biasa dengan ketenangan, dengan tetap menjalankan perannya sebagai seorang ibu dan istri yang bertanggung jawab. Apakah sulit untuk menjadi seorang ibu sekaligus wanita karier? Nooyi mengakui hal tersebut sangat sulit, “Anda dapat menghindari kenyataan bahwa Anda adalah seorang wanita karier, akan tetapi Anda tidak akan dapat mmenghindari fakta bahwa Anda adalah seorang ibu. Dalam menjalankan peran sebagi ibu dan wanita karier, peran sebagai ibu selalu menjadi nomor satu.”
***