JAKARTA, Stabilitas.id – Bank Indonesia melalukan survei konsumen terhadap kondisi ekonomi yang terindikasi tetap terjaga pada Maret 2022. Hal ini dapat dilihat dari Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) Maret 2022 sebesar 111,0 atau tetap berada pada area optimis (Indeks > 100).
Mengutip laporan Bank Indonesia (BI), Jumat (8/4/2022), IKK triwulan I 2022 tercatat tetap kuat yaitu sebesar 114,6. Angka ini sedikit menurun dibandingkan dengan indeks triwulan sebelumnya sebesar 116,7.
Indeks Keyakinan Konsumen merupakan rata-rata sederhana dari Indeks Kondisi Ekonomi Saat ini dan Indeks Ekspektasi Konsumen. Indeks Kondisi Ekonomi Saat ini mencakup keyakinan konsumen mengenai penghasilan saat ini, ketepatan waktu untuk melakukan pembelian barang tahan lama dan ketersediaan lapangan kerja, dengan membandingkan antara kondisi saat ini dan 6 bulan yang lalu.
BERITA TERKAIT
Survey BI mencatat, keyakinan konsumen yang tetap terjaga pada Maret 2022 ditopang oleh tetap kuatnya ekspektasi terhadap kondisi ekonomi mendatang, baik ekspektasi terhadap penghasilan, ketersediaan lapangan kerja, maupun kegiatan usaha.
“Konsumen mempersepsikan kondisi ekonomi saat ini belum sesuai ekspektasi, terutama pada ketersediaan lapangan kerja saat ini dan pembelian barang tahan lama (durable goods),” tulis laporan tersbut.
Persepsi konsumen terhadap penghasilan saat ini dibandingkan 6 bulan yang lalu terpantau sedikit melambat pada Maret 2022. Perlambatan Indeks Penghasilan Saat ini tercatat pada sebagian kelompok responden, terutama responden dengan tingkat pengeluaran Rp3,1 – 4 juta per bulan.
Persepsi konsumen terhadap ketersediaan lapangan kerja pada Maret 2022 juga tercatat sedikit termoderasi dibandingkan bulan sebelumnya.
“Sejalan dengan persepsi konsumen terhadap pendapatan dan ketersediaan lapangan pekerjaan saat ini, keyakinan konsumen untuk melakukan pembelian barang tahan lama (durable goods) juga terpantau menurun pada Maret 2022,” tulis BI.
Laporan BI juga mengungkapkan penurunan indeks terjadi pada beberapa tingkat pengeluaran responden, terdalam pada responden dengan pengeluaran Rp3,1 – 4 juta per bulan.
Sementaar itu ekspektasi konsumen terhadap perkiraan kondisi ekonomi 6 bulan ke depan masih terjaga pada level optimis meski sedikit termoderasi dibandingkan bulan sebelumnya.
“Indeks Ekspektasi Kondisi Ekonomi (IEK) Maret 2022 tercatat sebesar 128,1 sedikit menurun dari 130,8 pada Februari 2022, disebabkan oleh termoderasinya seluruh komponen indeks pembentuk IEK,” sebut BI.
Secara spasial, penurunan IEK Maret 2022 terjadi di 11 kota yang disurvei, dengan penurunan terbesar di Banten (-42,2 poin), diikuti Pontianak (-21,1 poin) dan Pangkal Pinang (-14,3 poin).
Rata-rata proporsi pendapatan konsumen untuk konsumsi (average propensity to consume ratio) pada Maret 2022 tercatat sedikit meningkat dari bulan sebelumnya, yaitu dari 74,0% menjadi 74,4%.
Demikian juga proporsi pendapatan konsumen yang disimpan (saving to income ratio) yang tercatatat meningkat sebesar 15,9% pada Maret 2022, lebih besar dari 15,7% pada bulan sebelumnya.
Sementara itu, rata-rata rasio pembayaran cicilan/utang (debt to income ratio) tercatat melemah, terpantau sebesar 9,7%, atau menurun dari 10,3% pada Februari 2022.
Dengan ditetapkannya kondisi darurat bencana nasional di Indonesia akibat pandemi COVID-19, pelaksanaan Survei Konsumen Bank Indonesia, mengalami penyesuaian.
Penyesuaian tersebut meliputi penyederhanaan kuesioner dengan hanya menanyakan pertanyaan inti terkait keyakinan konsumen, sehingga data atau indikator selain Indeks Keyakinan Konsumen dan komponen penyusunnya mulai periode April 2020 untuk sementara waktu tidak dapat dihasilkan.***