JAKARTA, Stabilitas.id – Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), neraca perdaganga Indonesia pada November 2022 mencatatkan surplus 5,16 miliar dollar AS.
Dengan catatan tersebut, neraca perdagangan Indonesia pada Januari-November 2022 secara keseluruhan mencatat surplus 50,59 miliar dolar AS, jauh lebih tinggi dibandingkan dengan capaian pada periode yang sama tahun 2021 sebesar 34,41 miliar dolar AS.
Surplus neraca perdagangan November 2022 bersumber dari berlanjutnya surplus neraca perdagangan nonmigas dan perbaikan defisit neraca perdagangan migas. Pada November 2022, surplus neraca perdagangan nonmigas tercatat 6,83 miliar dolar AS, sedikit lebih rendah dibandingkan dengan surplus pada bulan sebelumnya sebesar 7,67 miliar dolar AS.
Perkembangan tersebut didukung oleh tetap kuatnya kinerja ekspor nonmigas, yang tercatat sebesar 22,99 miliar dolar AS. Tetap kuatnya kinerja ekspor nonmigas terutama bersumber dari ekspor produk manufaktur, seperti logam mulia dan perhiasan, serta pakaian dan aksesorinya, yang tercatat meningkat.
Selain itu, ekspor komoditas berbasis sumber daya alam, seperti CPO, bahan bakar mineral termasuk batubara tetap terjaga, didukung oleh penguatan kebijakan Pemerintah dan harga komoditas global yang masih tinggi.
Sementara itu, defisit neraca perdagangan migas tercatat menurun dari 2,08 miliar dolar AS pada Oktober 2022 menjadi 1,67 miliar dolar AS pada November 2022, seiring dengan penurunan impor migas yang lebih dalam dibandingkan ekspor migas.
Bank Indonesia melihat surplus neraca perdagangan tersebut berkontribusi positif menjaga ketahanan eksternal perekonomian Indonesia.
Ke depannya, Bank Indonesia terus memperkuat sinergi dengan Pemerintah dan otoritas kebijakan guna mempertahankan ketahanan eksternal dan mendukung pemulihan ekonomi nasional.***