Gelombang transformasi digital di sektor keuangan membutuhkan faktor penting untuk memastikan strategi itu berjalan sesuai ekspektasi.
TIDAK ada yang menyangsikan bahwa dunia saat ini tengah memasuki zaman baru yang dihantarkan oleh kemajuan teknologi digital yang hadir besamaan pandemi global. Era VUCA memang benar-benar dirasakan oleh semua orang yang mana akronim itu mewakili Volatility, Uncertainty, Complexity, dan Ambiguity.
Volatility. Dunia berubah cepat, bergejolak, tidak stabil, dan tak terduga. Contohnya adalah tidak ada yang dapat memprediksi bahwa 2020 akan menjadi tahun paling buruk bagi hampir semua sektor usaha di dunia.
Uncertainty. Dapat diterangkan bahwa masa depan penuh dengan ketidakpastian. Dengan kalimat lain, sejarah dan pengalaman masa lalu tidak lagi relevan memprediksi probabilitas dan sesuatu yang akan terjadi.
Complexity. Dunia kini lebih kompleks dari sebelumnya. Masalah dan akibat lebih berlapis, berjalin berkelindan, dan saling memengaruhi. Situasi eksternal yang dihadapi para pemimpin bisnis semakin rumit.
Ambiguity. Lingkungan bisnis semakin membingungkan, tidak jelas, dan sulit dipahami. Setiap situasi dapat menimbulkan banyak penafsiran dan persepsi.
Ya, VUCA adalah tantangan yang harus dihadapi setiap pemimpin organisasi, yang menyangkut disrupsi, pergeseran pasar, perubahan perilaku konsumen, serta persaingan bisnis yang semakin ketat.
Desakan kondisi itu yang memunculkan kebutuhan hadirnya sebuah pola pikir kepemimpinan yang baru. Sebabnya kepemimpinan tradisional sudah ketinggalan zaman, terlalu lamban, dan tidak efektif untuk lingkungan yang bergejolak dan terus berubah. Tak bisa disangsikan lagi, para pemimpin organisasi memerlukan model kepemimpinan baru yang gesit untuk menghadapi empat ancaman VUCA tersebut.
Kondisi itu jelas menuntut bisnis dan juga pelaku bisnis untuk segera berubah. Pilihan saat ini bukanlah untuk bertransfromasi atau tidak, namun bagaimana strategi melakukan transformasi yang tepat untuk perusahaan. Di situlah dibutuhkan kehadiran seorang pemimpin yang bisa membawa transfromasi ke dalam perusahaan sekaligus menginspirasi segenap pegawai untuk melakukan transformasi di era digital ini.
Nah dalam edisi kali ini kami ingin menampilkan laporan utama mengenai kebutuhan seorang pemimpin atau kepemimpinan di era digital ini. Singkatnya adalah Digital Leadership.
Dalam tulisan awal, kami akan menampilkan strategi membentuk pemimpin yang agile dan adaptif terhadap perkembangan zaman baru. Juga akan ditampilkan bagaimana seharusnya pemimpin menyesuaikan diri dan perusahaan dengan aturan dan juga perkembangan praktik bisinis.
Selanjutnya kami juga akan ulas soal tantangan bagi pemimpin untuk memastikan transformasi digital berhasil, bagaimana kebijakan digitalnya diadopsi oleh segenap karyawan yang berbeda generasi. Bahkan meski sudah banyak dan paham menggunakan teknologi digital banyak perusahaan yang belum siap untuk bertransformasi. Bagaimana pemimpin harus menghadapinya?
Selanjutnya kami berbicara mengenai pentingnya pengelolaan data. Bagaimana data bisa mengubah kebijakan dan bagaimana pemimpin menggunakan data itu sebelum mengeluarkan semua kebijakan akan diulas di bagian ini.
Last but not least, juga akan kami bahas bagaimana tantangan pemimpin digital dalam pengelolaan SDM dan bagaimana karyawan bisa lebih bernilai dalam era digital ini. Selanjutnya adalah bagaimana pemimpin bisa mengiringi SDM era digital ini menjadi pemimpin-pemimpin di masa depan.
Kemudian seperti biasanya di rubrik-rubrik lainnya kam juga akan tetap menampilkan tulisan-tulisan yang menginsipirasi Anda dalam mengelola risiko di industri keuangan dan praktik ekonomi pada umumnya.
Selamat membaca!