JAKARTA, Stabilitas.id – Kebutuhan investasi pembangunan infrastruktur 2020-2024 mencapai Rp6.445 triliun.
Dalam memenuhi kebutuhan tersebut, pemerintah melalui APBN mengakomodasi sejumlah Rp2.385 triliun atau sebesar 37%, BUMN sebesar Rp 1.353 triliun atau 21%, dan swasta berpartisipasi senilai Rp2.707 triliun atau sebanyak 42% dari total kebutuhan investasi.
Pemerintah mengimplementasikan skema pembiayaan kreatif untuk mempercepat pembangunan infrastruktur. Salah satunya melalui skema Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha (KPBU).
BERITA TERKAIT
Skema KPBU dapat diterapkan di berbagai sektor publik, salah satunya sistem penyediaan air minum (SPAM), contohnya SPAM Semarang Barat.
Hal tersebut diungkapkan oleh Direktur Pengelolaan Dukungan Pemerintah dan Pembiayaan Infrastruktur, Kementerian Keuangan, Brahmantio Isdijoso, dalam acara Press Tour dan Site Visit Proyek KPBU SPAM Semarang Barat, di Semarang, pada Kamis (18/7/24).
Proyek KPBU SPAM Semarang Barat diprakarsai untuk menyediakan layanan air minum dengan kapasitas target 1.000 liter per detik yang melayani sekitar 70.000 sambungan rumah tangga (SR) di Kecamatan Tugu, Ngaliyan, dan Semarang Barat.
“Jadi inilah solusinya dan hari ini kita sudah punya bukti-bukti yang bisa kita gunakan untuk menjawab tantangan pembangunan infrastruktur ke depan, melalui pembiayaan kreatif KPBU dan yang lainnya,” ungkap Brahmantio.
Adapun Penanggung Jawab Proyek Kerjasama (PJPK) proyek SPAM Semarang Barat adalah PDAM Tirta Moedal, yang menandatangani perjanjian KPBU dengan PT Air Semarang Barat selaku Badan Usaha Pelaksana (BUP).
Proyek KPBU SPAM Semarang Barat telah beroperasi sejak Mei 2021 dan hingga saat ini telah berhasil mencapai penyerapan 605 liter per detik dengan 44.319 sambungan rumah tangga.
Pada kesempatan yang sama Direktur Utama Perumda Air Minum Tirta Moedal Yudi Indardo mengatakan keberadaan SPAM Semarang Barat telah dirasakan manfaatnya oleh seluruh masyarakat kota Semarang.
“Walaupun judulnya Semarang Barat, tapi bukan wilayah barat saja, karena kemudian ada program pengalihan aliran sehingga yang merasakan dampaknya adalah seluruh kota Semarang,” tutup Yudi.***