JAKARTA, Stabilitas.id – Menipisnya lapisan ozon membuat radiasi ultraviolet matahari terutama UV-B, mampu mencapai permukaan bumi. Kondisi lubang pada lapisan ozon makin membesar dan sangat memprihatinkan.
Berdasarkan laporan ilmuwan Layanan Pemantauan Atmosfer Copernicus Uni Eropa pada September 2021, lubang ozon yang terbentuk setiap tahun di wilayah Kutub Selatan kini sudah lebih besar dari Antartika.
Salah satu faktor utama yang membahayakan lapisan ozon adalah Bahan Perusak Ozon (BPO) yang disebabkan pelepasan refrigerant ke udara dari peralatan seperti pendingin udara. Substances (ODS).
BERITA TERKAIT
Untuk itu, PT Semen Indonesia (Persero) Tbk (SIG) menyediakan Nathabumi, yang diharapkan menjadi solusi pengelolaan limbah dan sampah yang berkelanjutan bagi sektor industri dan pemerintah kota.
Corporate Secretary SIG, Vita Mahreyni menyampaikan, Nathabumi memberikan layanan analisa limbah dan sampah, pengemasan dan transportasi limbah, persiapan dan co-processing limbah, pemanfaatan limbah, pelatihan pengelolaan limbah serta jasa pemetaan dan konsultasi mengenai limbah.
Tersertifikasi untuk menangani limbah B3 dalam bentuk cair, padat maupun gas dengan metode co-processing, Nathabumi memanfaatkan suhu tinggi dalam tanur semen untuk memusnahkan limbah tanpa menyisakan residu apa pun.
Nathabumi juga menerima limbah Bahan Perusak Ozon (BPO) dalam bentuk cair maupun gas yang kemudian akan dimusnahkan dengan teknologi yang aman dan ramah lingkungan serta disetujui oleh Protokol Montreal.
“Sebuah kebanggaan bagi kami juga karena fasilitas ini merupakan yang pertama di Asia Tenggara. Layanan ini telah memiliki izin pengolahan BPO berdasarkan Keputusan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan No. S.88/Menlhk/Setjen/PLB.3/1/2020,” ugnkap Vita Mahreyni.
Melalui fasilitas pemusnah BPO yang dioperasikan Nathabumi, perseroan turut ambil peran dalam upaya perlindungan lapisan ozon dan meminimalkan dampak pemanasan global demi menciptakan kehidupan yang berkelanjutan bagi generasi mendatang.***