JAKARTA, Stabilitas.id – Super You by Sequis Online mengadakan serangkaian literasi asuransi memanfaatkan media sosial dan media massa bertema #SuperSp3ktaDay.
Salah satunya adalah diskusi Resesi Global: Kesempatan atau Ancaman bersama Head of Sequis Digital Channel Antonius Tan, Founder of @gatherich Ken Handersen, dan Founder of @ladybossproject.id Kelly Patricia pekan lalu.
Dalam sambutannya, Antonius Tan menyampaikan, literasi asuransi perlu giat dilakukan untuk menyadarkan masyarakat perlunya melakukan mitigasi finansial dalam kondisi apapun termasuk saat resesi.
BERITA TERKAIT
Menabung dan investasi saja tidak cukup karena jika terjadi kecelakaan, sakit, hingga meninggal dunia. Dengan memiliki asuransi, masyarakat akan merasa tenang bekerja dan berkesempatan mengembangkan nilai aset yang dimiliki.
“Super You by Sequis optimis menghadapi tahun 2023 karena asuransi berbasis online semakin diminati masyarakat modern. Untuk itu, kami tidak segan menargetkan bisa meraih Pendapatan Premi hingga Rp15 Miliar pada tahun 2023. Kami cukup optimis, pada tahun depan, Super You dapat mencapai target lebih dari 15.000 polis baru,” ungkap Antonius.
Menjawab pertanyaan soal mitos mahalnya premi asuransi menjadi kendala berasuransi, Antonius menyarankan agar masyarakat tidak hanya berpikir bahwa asuransi yang terbaik adalah yang berpremi mahal.
Sementara itu, Founder of @gatherich, Ken Handersen, menyarankan agar masyarakat memprioritaskan keselamatan diri dan keuangan keluarga dalam menghadapi resesi ekonomi melalui asuransi jiwa dan kesehatan.
“Peran asuransi adalah menjaga kondisi finansial keluarga dari dua risiko besar tersebut. Bagi yang sudah memiliki asuransi dapat meninjau kembali apakah nilai proteksinya sudah memadai menghadapi resesi,” ungkap Ken.
Resesi ekonomi global memang telah membuat kekhawatiran di banyak negara. Namun, perekonomian Indonesia masih tumbuh positif. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), pertumbuhan ekonomi negara masih mampu tumbuh lebih dari 5% (year on year) pada kuartal III-2022.
Namun harus tetap perlu waspada akan ketidakpastian global. Ketika suku bunga naik dapat membuat perlambatan ekonomi. Dampak yang akan dirasakan adalah kemampuan daya beli masyarakat melemah karena berkurangnya penghasilan dan pengeluaran yang tinggi akibat harga kebutuhan pokok naik secara berkepanjangan.
Founder of @ladybossproject.id, Kelly Patricia mengatakan, informasi resesi kadang enggan diketahui oleh sebagian masyarakat karena dirasa dapat menimbulkan kekhawatiran. Namun, memiliki pengetahuan mengenai dampak resesi ekonomi akan membantu melakukan antisipasi menghadapi perubahan kehidupan yang dapat terjadi.
“Resesi tidak selalu menjadi ancaman, bisa saja menjadi kesempatan selama kita mempersiapkan diri dan melakukan kontrol finansial, yakni menurunkan gaya hidup, tidak boros tapi tidak juga menahan uang karena ekonomi harus bergerak,” ungkap Kelly.
Kelly menyarankan agar tidak mengandalkan gaji bulanan. Bisa dengan berbisnis berbasis hobi dan dijalankan secara online sehingga bila terjadi penurunan pendapatan, keluarga masih dapat bertahan hidup.
Selain itu, Kelly juga menyarankan untuk meningkatkan investasi, misalnya jika memiliki cash tambahan, dapat membeli aset likuid (mudah dicairkan) dan harganya ‘diskon’. I
Dia juga menyarankan untuk tidak menambah utang karena, utang akan berurusan dengan bunga. Jika bunga bersifat fluktuatif maka nilai utang dapat meningkat.
Menutup rangkaian peringatan ulang tahun Super You, Antonius mengajak masyarakat tidak panik menghadapi resesi tapi mengamankan aset berharga dengan asuransi.
Dia juga mengatakan, Super You melakukan inovasi melalui 3 produk, yaitu Super Well (asuransi penyakit kritis), Super Care (asuransi penyakit menular), dan Super Easy Health Protection (asuransi kesehatan menyeluruh).
Super You juga telah memenuhi standar keamanan informasi dalam penyediaan produk asuransi digital serta memenuhi standar keamanan transaksi produk asuransi digital melalui sertifikasi ISO/IEC 27001:2013.***