JAKARTA, Stabilitas.id – Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI) mencatat pertumbuhan premi dari industri asuransi umum sendiri pada periode Triwulan II (Semester 1) 2024 ini sebanyak 18,4% atau sebesar 57,9 Triliyun Rupiah yang berarti tumbuh positif secara y-on-y.
Budi Herawan, Ketua AAUI dalam konferensi pers kinerja anggota AAUI, Senin (30/9/2024) memaparkan, dari semua lini usaha yang tercatat di industri asuransi umum, hanya ada 3 lini usaha yang preminya terkontraksi pada periode ini. Lini usaha tersebut adalah asuransi rekayasa (engineering), asuransi energy off shore, dan suretyship.
Sedangkan untuk lini usaha yang lainnya tercatat mengalami pertumbuhan yang positif pada pelaporan data industri asuransi periode Triwulan II atau Semester 1 2024 ini.
BERITA TERKAIT
Sementara itu, pada pelaporan kewajiban pembayaran klaim yang sudah dilakukan oleh industri asuransi umum pada periode Semester 1 2024 ini juga mengalami kenaikan.
“Total pertumbuhan dari kewajiban pembayaran klaim yang dilakukan naik sebanyak 12,1% yang mana total pembayaran klaim di pertengahan tahun 2024 adalah 22,5 Triliyun rupiah,” katanya.
Sedangkan pada periode yang sama di tahun 2023 sebelumnya, industri asuransi juga telah membayarkan kewajiban klaim sebanyak 20,1 Triliyun Rupiah. “Kenaikan klaim ini juga terjadi hampir pada sebagian dari lini usaha yang ada di industri asuransi umum, sedangkan ada 7 lini usaha yang mencatatkan adanya penurunan klaim pada periode ini,” papar Budi.
Lini usaha tersebut diantaranya: Asuransi Liability, Suretyship, Asuransi kecelakaan Diri, Asuransi Satelit, Asuransi Penerbangan, Asuransi Energy Off Shore, dan juga Asuransi Property.
Sementara itu, lanjut Budi, total rasio klaim yang sudah dibayarkan dari seluruh lini usaha yang ada di industri asuransi umum pada periode ini adalah 39%, turun jika dibandingkan dengan tahun 2023 (41%).
Masih menjadi Pangsa Pasar yang mendominasi, Asuransi Harta Benda dan Asuransi Kredit menjadi penyumbang pangsa pasar dari perolehan premi di semester 1 tahun 2024 ini.
“Kedua lini usaha ini memiliki proporsi sebesar 47,1% dari keselurahan perolehan premi pada lini usaha yang ada. Selanjutnya, di pangsa pasar yang menempati posisi selanjutnya adalah asuransi kendaraan bermotor dan Asuransi Kesehatan. Dengan proposi perolehan premi kedua lini usaha tersebut mencapai 25,5%,” ungkap Budi.
Masih menduduki posisi pertama pada perolehan premi, Asuransi Harta Benda yang tentunya salah satu lini usaha yang menduduki pangsa pasar terbesar ini mengalami pertumbuhan yang sangat positif di Semester 1 2024 ini. Tercatat, perolehan total premi dari asuransi harta benda mencapai 16,6 Triliyun Rupiah atau tumbuh 32,8% dibandingkan periode yang sama di tahun 2023 lalu.
“Faktor pendorong dari perolehan premi ini salah satunya adalah naiknya harga sewa property komersial di Triwulan 1 2024 ini. Pertumbuhan ini tentunya difaktori oleh tumbuhnya permintaan sewa untuk property komersial juga stabilnya indeks penjualan property komersial di Indonesia,” sebutnya.
Sementara itu di posisi selanjutnya, untuk lini usaha Asuransi Kredit, pada periode ini menduduki posisi kedua pada perolehan pangsa pasar terbesar di perolehan premi pada semester 1 2024 ini.
Dalam pencatatan kali ini, Asuransi Kredit membukukan premi sebesar 10,5 Triliyun Rupiah atau tumbuh sebesar 26% secara y-on-y. “Tentunya, dengan tumbuhnya kegiatan usaha di beberapa sektor, serta terus adanya dukungan pemerintah dalam penyaluran kredit baru untuk masyarakat, tentunya sangat mempengaruhi kenaikan dari premi asuransi kredit di industri asuransi umum,” jelasnya.
Pada posisi terakhir, yakni Asuransi Kendaraan Bermotor, yang juga masih menjadi penyumbang terbesar dari perolehan premi industri asuransi umum, tercatat lini usaha ini mengalami pertumbuhan sebesar 2%.
Meski tidak sebesar pertumbuhan dari pangsa pasar sebelumnya, total perolehan premi di semester 1 2024 ini sebanyak 10 Triliyun Rupiah jika dibandingkan tahun lalu yang hanya 9,8 Triliyun Rupiah.
“Tentu, asuransi kendaraan bermotor ini relatif masih dapat dikatakan stabil dalam hal perolehan premi. Meskipun terlihat data penjualan mobil Listrik meningkat drastis, namun lini usaha ini tetap masih menjadi salah satu pangsa pasar terbesar di industri asuransi umum Indonesia,” tutup Budi. ***