Jakarta – PT Semen Baturaja Tbk (SMBM) akan mengakusisi tiga lahan baru untuk memperkuat cadangan bahan baku di masa datang. Ada pun ketiga lahan tersebut masih berada di wilayah Sumatera yakni 1 lahan di Jambi dan 2 lahan di Sumatera Selatan.
"Saat ini sedang proses negosiasi harga dengan warga," ungkap Direktur Utama PT Semen Baturaja Tbk (SMBM), Pamudji Rahardjo, dalam konferensi pers usai pencatatan perdana saham perseroan di Jakarta, Jumat (28/6).
Dijelaskan dia, akusisi lahan tersebut menjadi bagian dari strategi perusahaan dalam menghadapi rencana peningkatan produksi di tahun-tahun yang akan datang. Untuk tahun ini, kata dia, perseroan mempunyai dua proyek besar yakni Baturaja II dan Baturaja III. Baturaja I – berkapasitas 750 ribu ton per tahun – dalam enam bulan terakhir ini akan dicoba produksi, dengan harapan tahun depan bisa dikomersil.
BERITA TERKAIT
Saat ini kapasitas produksi maksimum perseroan sebanyak 1,25 juta ton semen per tahun. Sementara hingga akhir tahun ditargetkan jadi 1,5 juta ton per tahun."Nanti tahun depan produksi dan penjualan kita jadi 2 juta ton per tahun. Itu karena Beroperainya pabrik semen Baturaja II sebesar 750 ribu ton per tahun yang kita mulai coba produksi. Satu lagi pabrik baru kita yang diperkirakan beroperasi di akhir 2016, yang nanti meningkatkan kapasitas produksi kita jadi 3,8 juta ton per tahun," papar Pamudji.
Estimasi biaya yang digelontorkan oleh perseroan untuk Baturaja I sebesar Rp 350 miliar yang berasal dari dana internal. Sedangkan untuk Baturaja III yang akan mulai beroperasi pada kuartal IV 2016, estimasi biaya untuk membangun pabrik itu sebesar Rp 2,65 triliun. Dana yang akan digunakan berasal dari sebagian hasil IPO, pinjaman bank dan dana internal.
Adapun dari hasil IPO perseroan berhasil mengantongi dana tunai sekitar Rp 1,3 triliun. "Dengan IPO ini posisi kita jadi lebih kuat karena kita tidak memiliki utang. Jadi masih ada peluang bagi kita untuk meraih dana eksternal," kata Pamudji.
Apalagi dengan kapasitas produksi hingga 2016 sebesar 3,8 juta ton per tahun, sebagaimana telah disepakati dalam RUPS, peluang pangsa pasar perseroan masih di kisaran 50%. "Jadi secara internal, ke depan kita punya rencana kalau sampai 2020 kapasitas produksi kita 6,7 juta ton per tahun, dan kemudian bisa mencapai 10 juta ton per tahun di 2025. Ini sudah memugkinkan kita untuk ekspansi pemasaran ke pasar interasioal," ungkap Pamudji.
Dalam lima tahun terakhir, volume penjualan Perseroan terus meningkat rata-rata 4% per tahun, sejalan dengan permintaan semen di wilayah pemasarannya, dan diperkirakan akan terus meningkat dalam lima tahun ke depan.
Pertumbuhan penjualan, yang diikuti dengan efisiensi operasional yang dilakukan oleh manajemen mendorong meningkatnya keuntungan Perseroan. Dalam periode 5 tahun terakhir, laba kotor, laba usaha dan laba bersih tumbuh sebesar 13%, 14%, dan 22% (CAGR). Marjin laba usaha Perseroan meningkat menjadi 33,5% pada 2012 dari sebelumnya 27,1% pada 2008. Marjin laba bersih juga meningkat menjadi 27,2% pada 2012 dari 17,1% pada 2008.
Listing Perdana
Pada saat listing perdana di papan bursa, Jumat 28 Juni, pukul 09.00, harga saham Semen Baturaja menyentuh angka tertinggi di level Rp700 dan angka terendah di level Rp560 per saham, lebih tinggi dari harga penawaran yang ditetapkan sebesar Rp500 per saham.
Deputi Restrukturisasi dan Perencanaan Strategis Kementrian BUMN, Wahyu Hidayat berharap, dengan IPO maka GCG perseroan akan lebih baik, sehingga tidak menutup kemungkinan Semen Baturaja jadi pemain nasional hingga internasional.
Semen Baturaja menjadi emiten ke 17 yang melakukan IPO di 2013, dan menjadi emiten ke 472 di Bursa Efek Indonesia. Adapun jumlah saham yang dilepas adalah sebanyak 2.337.678.500 lembar saham atau 23,76% dari modal ditempatkan dan disetor penuh setelah IPO, termasuk sebanyak 19.168.500 saham atau 0,82% dari jumlah penerbitan saham yang ditawarkan untuk Program ESA dan sebanyak-banyaknya sebesar 162.321.500 saham atau 1,65% dari jumlah modal ditempatkan dan disetor penuh setelah Penawaran Umum Perdana Saham untuk pelaksanaan Program MESOP.
Bertindak sebagai penjamin pelaksana emisi (joint lead underwriters) adalah PT Bahana Securities, PT Danareksa Sekuritas, dan PT Mandiri Sekuritas.