JAKARTA, Stabilitas.id – Presiden Joko Widodo didampingi Menteri PUPR Basuki Hadimuljono meninjau fasilitas pengolahan sampah menjadi bahan bakar alternatif (RDF) pertama di Indonesia, di Cilacap, Jawa Tengah.
Fasilitas ini diharapkan menjadi solusi pengolahan sampah ramah lingkungan dan berkelanjutan. “Mesin RDF di TPST ini mampu mengolah 200 ton sampah per hari, menghasilkan 60 ton RDF untuk bahan bakar tungku pembakaran pabrik semen,” kata Presiden Jokowi pada Selasa (02/01/2024).
Fasilitas RDF Cilacap berkapasitas 160 ton per hari ini diresmikan pada 2020 dan dibangun atas kolaborasi SIG, Pemkab Cilacap, Pemprov Jateng, Kementerian PUPR, KLHK, dan Pemerintah Denmark.
BERITA TERKAIT
Direktur Operasi SIG Reni Wulandari menjelaskan, RDF merupakan solusi pengolahan sampah yang ramah lingkungan dan menciptakan ekonomi sirkular.
“RDF membantu pemerintah daerah menciptakan lingkungan yang lebih sehat dan mengurangi landfill. Di sisi lain, RDF membantu industri pengguna batu bara seperti industri semen, untuk menurunkan emisi karbon dari proses produksi dan berkontribusi mendukung pencapaian target penurunan emisi karbon pemerintah,” kata Reni.
Pada 2023, RDF Plant Cilacap telah mengolah 47.837 ton sampah dan menghasilkan 26.578 ton RDF. Sekitar 15 ribu ton RDF telah digunakan sebagai bahan bakar alternatif di SBI Pabrik Cilacap.
SIG juga menerapkan ekonomi sirkular melalui program Baruwani yang mengajak masyarakat memilah sampah dan mengolahnya menjadi barang bernilai ekonomis.
“Sejak 2019, SBI Pabrik Cilacap telah memberikan pendampingan bagi 26 komunitas Baruwani,” kata Reni.
Program ini membantu komunitas menghasilkan produk seperti paving block, wayang, pupuk kompos, sandal, produk ecoprint, dan mebel runtik dari sampah plastik.
Keberhasilan RDF Plant Cilacap mendorong banyak daerah untuk mereplikasi model ini. SBI telah menjalin kerja sama dengan Pemprov Aceh, DKI Jakarta, Pemkab Sleman, Temanggung, dan Denpasar.
RDF Plant Cilacap merupakan solusi inovatif untuk pengolahan sampah yang ramah lingkungan dan berkelanjutan. Model ini diharapkan dapat direplikasi di berbagai daerah untuk membantu mengatasi permasalahan sampah dan mendukung dekarbonisasi. ***
Penulis : Tsavirha Almara