JAKARTA, Stabilitas.id – PT Merdeka Battery Materials (kode saham: MBMA) akan menawarkan 10,24% atau senilai 11 miliar saham baru dari total saham perusahaan kepada publik melalui penawaran umum perdana saham atau Initial Public Offering (IPO) di Bursa Efek Indonesia (BEI).
Penawaran tersebut bisa bertambah hingga 11,14% atau senilai 12,1 miliar dari total saham perusahaan saat IPO yang rencananya akan dicatatkan di BEI secara perdana pada 18 April 2023.
Proses penawaran akana berlangsung mulai dari 12 hingga 14 April 2023 dengan harga saham MBMA berkisar Rp780-Rp795 per saham dengan penjamin pelaksana Emisi Efek dari IPO MBMA adalah PT Indo Premier Sekuritas dan PT Trimegah Sekuritas Indonesia.
BERITA TERKAIT
Presiden Direktur MBMA, Devin Ridwan menjelaskan, melalui IPO, MBMA akan memiliki dukungan yang lebih kuat untuk mengeksekusi setiap rencana strategis perusahaan di masa mendatang.
“Dengan IPO ini MBMA akan memastikan bahwa rencana strategis perusahaan dapat berjalan maksimal, sehingga kami dapat mengoptimalkan sumber daya kami untuk memenuhi kebutuhan baterai kendaraan bermotor listrik dunia di masa depan,” ungkap Devin dalam konferensi pers paparan publik IPO MBMA di Jakarta, pada Kamis (30/3/23).
Dana hasil IPO ini rencananya akan digunakan antara lain untuk membiayai pembangunan dan pengembangan sejumlah proyek pemrosesan nikel seperti fasilitas HPAL, konverter nikel matte serta fasilitas produksi asam sulfat melalui proyek Acid Iron Metal I (AIM I).
Selain itu, sebagian lainnya akan digunakan untuk memperkuat modal kerja anak usaha, diantaranya PT Sulawesi Cahaya Mineral (SCM). Saat ini SCM memiliki sumber daya lebih dari 1,1 miliar bijih dry metric tonne yang mengandung 13,8 juta ton nikel dengan kadar 1,22% Ni dan 1,0 juta ton kobalt pada kadar 0,08% Co. Kapasitas produksi tambang SCM diperkirakan akan mencapai 14,6 juta wet metric tonnes pada 2024.
MBMA juga akan memakai dana IPO untuk melunasi pinjaman.
“Saat ini fokus kami adalah untuk menyelesaikan proyek-proyek yang sedang dibangun dan mengintegrasikannya dengan tambang SCM. Dana IPO akan memastikan seluruh proses ini berjalan tepat waktu dan bersinergi secara optimal,” jelas Devin.
Untuk membangun dan mengembangkan aset strategis, MBMA telah menjalin kerja sama dengan grup Tsingshan, Huayou, serta CATL, yang merupakan pemain global terdepan dalam rantai nilai baterai kendaraan bermotor listrik.
Menanggapi hal tersebut, Wakil Presiden Direktur MBMA, Jason Greive menyatakan, saat ini sumber pendapatan perusahaan masih berasal dari operasional smelter RKEF yang menghasilkan Nickel Pig Iron (NPI) dengan kapasitas terpasang produksi agregat mencapai 38.000 Ni per tahun per 30 September 2022.
“Perusahaan juga berkomitmen untuk menjalankan proses bisnis sesuai dengan prinsip tata kelola Environmental, Social and Governance atau ESG. Ini adalah salah satu bentuk dukungan perusahaan untuk mencapai target net-zero emission pada tahun 2050,” tutup Jason.***