BERITA TERKAIT
“Orang pintar pakai Blackberry mengeluarkan uang. Orang cerdas mendapatkan uang dari Blackberry”, begitu kata seorang praktisi bisnis yang memiliki 182 bisnis di Internet, Ali Akbar.
Ketika pertama kali diperkenalkan di Indonesia, Blackberry memang sudah membuat para pengguna gadget kepincut. Selain telah terintegrasi dengan internet dan fitur-fitur sosial media, yang membedakan Blackberry dengan telepon genggam generasi sebelumnya adalah adany PIN (personal identification number) untuk layanan Blackberry Messenger (BBM).
Dengan layanan itu, sesama pengguna Blackberry bisa saling berkomunikasi. Adanya BBM mengubah pola komunikasi via teks yang selama ini terkesan kaku dan kering. Teks beserta simbol-simbol yang dihadirkan telah membuat komunikasi menjadi lebih hidup dan itu lambat laun menggusur keberadaan SMS (Short Message Service) yang selama ini menjadi fitur andalan semua merek telepon genggam.
Interaksi melalui BBM menjadi lebih menyenangkan dengan ikon ekspresif yang disediakan. Padahal, fitur yang disediakan itu tidak gratis. Namun meski harus mengeluarkan biaya tambahan, tetap tidak mengurangi antusiasme masyarakat memiliki gadget yang diproduksi perusahaan asal Kanada itu.
Oleh sebagian orang, interaksi yang menyenangkan melalui BBM bisa digunakan sebagai media jualan. Salah satunya adalah Dewa Eka Prayoga, yang menuliskannya dalam sebuah buku berjudul Tembus Omset 100 Juta Modal Blackberry. Semua fitur yang ada pada BBM seperti Display Picture (DP), Display Name, Personal Message, Status, dan Broadcast, bisa dijadikan sebagai alat untuk melakukan sosialisasi sekaligus promosi produk usaha yang ingin diperkenalkan kepada kontak personal yang ada di Blackberry.
Bila kita benar-benar memanfaatkan fungsi fitur yang ada di dalam BBM untuk media promosi, maka BBM tidak hanya menjadi media komunikasi saja, sekaligus menjadi media bisnis. Maka Blackberry yang kita miliki tidak lagi hanya menjadi alat mengeluarkan uang tapi menjadi alat yang bisa mendatangkan uang.
Penulis, di dalam bukunya mengajak untuk memaksimalkan fungsi Blackberry sebagai media penjualan. Tentu dengan teknik yang sudah dirumuskan berdasarkan pengalaman penulis sendiri dan banyak orang yang telah menerapkan di dalam bisnisnys. Bila kita secara konsisten menerapkan teknik-teknik yang disampaikan di dalam buku, penulis berani menjamin, kita bisa meningkatkan omset berlipat-lipat, bahkan hingga tembus 100 juta.
Bagaimana caranya? Pertanyaan ini coba dijawab dengan beberapa teknik, seperti bagaimana caranya memanfaatkan Display Picture (DP) sebagai media promosi yang efektif. Bila ingin memperkenalkan gambar produk pada DP, harus diperhatikan penampilan gambar yang akan dipasang. Foto harus terlihat jelas, dengan ukuran 333 x 333 pixel. Penggantian DP dilakukan sesering mungkin, terutama pada jam pagi dan malam (hal.68). Begitu juga dengan Display Name, Status, dan Personal Message.
Tidak hanya memaksimalkan fitur yang ada di dalam BBM, buku ini juga memaparkan mengenai teknik closing. Karena buat apa promosi kalau tidak ada berujung dengan transaksi. Ada 7 teknik closing yang diperkenalkan. Seperti teknik : Ya.Ya.Ya. Pada teknik ini calon pembeli diarahkan dengan pertanyaan-pertanyaan menyudutkan yang sebenarnya jawabannya adalah “Ya”. Kemudian teknik : Yang Nanya, Yang Menang. Pada teknik ini, intinya jangan pernah menghentikan percakapan berakhir di Kita. Ada juga teknik : Now or Never. Teknik ini akan memaksa calon pembeli untuk tidak menunda. Teknik ini juga cocok untuk yang sedang mengadakan promo kreatif.
Berikutnya teknik Harga Coret. Tunjukan harga asli dan harga penawaran terbaru. Biarkan calon pembeli menghitung sendiri. Teknik kelima adalah teknik Eksklusif. Teknik dipakai hanya untuk calon pembeli yang mempunyai kriteria tertentu saja. Ada juga teknik Empati. Teknik ini digunakan dengan tujuan, bahwa kita tengah merasakan yang sedang mereka rasakan. Kemudian yang terakhir adalah teknik Cerita Orang. Buat testimoni dari orang-orang yang telah menggunakan produk Anda. Orang cenderung lebih yakin jika Anda menceritakan pengalaman orang lain kepadanya.
Kemanjuran obat bisa dirasakan setelah digunakan. Begitu juga dengan teknik yang ada di dalam buku ini. Ampuh atau tidaknya, sangat tergantung dari kita mau atau tidak menggunakan beberapa teknik yang dipaparkan. (ydr)