JAKARTA, Stabilitas.id – International Energy Agency (IEA) mendefinisikan ketahanan energi sebagai ketersediaan sumber energi yang tidak terputus dengan harga yang terjangkau.
Lebih lanjut, ukuran yang dipakai untuk menilai suatu negara dikatakan memiliki ketahanan energi apabila memiliki pasokan energi untuk 90 hari kebutuhan impor setara minyak. Ketahanan energi dianggap penting karena energi merupakan komponen penting dalam produksi barang dan jasa.
Wakil Direktur Utama PT. PLN, Darmawan Prasodjo, Ph. D menjelaskan strategi PLN menuju ketahanan energi dan transisi menuju penggunaan energi baru terbarukan dan PLN juga mengupayakan adanya keseimbangan antara pengusahaan ketahanan energi dengan adanya penerimaan bagi negara.
BERITA TERKAIT
Darmawan mengatakan PT. PLN mengupayakan berbagai upaya untuk menyederhanakan proses pengadaan batu bara dan pembayaran seperti dengan adanya digitalisasi payment dan juga melalui kontrak jangka panjang dengan penambang.
“PLN bersama Kementerian ESDM ingin seluruh potensi anak bangsa khususnya yang terkait bisnis batubara dimanfaatkan secara optimal. Baik melalui penambang besar maupun penambang menengah kecil dan trader kami harapkan dapat berkolaborasi dan bekerjasama untuk pasokan utama ke PLN namun hal ini membutuhkan proses dan adanya komunikasi, syukurlah ada ASPEBINDO yang dapat memfasilitasi komunikasi ini,” ungkap Darmawan dalam acara Webinar ASPEBINDO-Energypreneur Strategic Talk akhir September lalu.
Ketua Umum ASPEBINDO Dr. Anggawira, MM menyampaikan tujuan kegiatan ini yang hadir untuk memberikan tempat dan wadah komunikasi pengusaha dengan pengambil kebijakan khususnya dibidang pemasok energi dan batu bara nasional.
“ASPEBINDO memandang ketahanan energi sebagai sesuatu yang vital bagi negara, hal ini disebabkan energi merupakan komponen penting dalam produksi barang dan jasa. Kami hadir untuk mewadahi pemasok energi dan batu bara Indonesia untuk berkomunikasi dengan berbagai pihak seperti melalui webinar pada hari ini,” kata Anggawira.
Anggawira berharap agar kolaborasi yang terjadi mampu meningkatkan kompetensi pengusaha batu bara dan menjadi wadah pemerintah dalam mendengarkan aspirasi pengusaha yang dinauingi ASPEBINDO.
“Isu energi akan terus menjadi isu yang diperdebatkan banyak pihak, komunikasi dan kolaborasi antar stakeholder pemasok energi dan batu bara adalah kunci utama terjadinya ketahanan energi di Indonesia,” tegas Anggawira.
Terakhir Anggawira mengucapkan terima kasih kepada narasumber dan peserta yang secara aktif berdiskusi dan memberikan sumbangsih pemikirannya.
Webinar tersebut menghadirkan sejumlah narasumber dari bidang keahlian energi dan batu bara, seperti Direktur Pembinaan Pengusahaan Batubara Kementerian ESDM, Ir. Sujatmiko, Wakil Direktur Utama PT Perusahaan Listrik Negara, Darmawan Prasodjo, Ph.D, Perwakilan Fungsionaris ASPEBINDO, Dr H Adi Al Fatah Wallad SH MH, dan Ketua Dewan Pakar IKPLN (Ikatan Keluarga Pensiunan Listrik Negara), Nasri Sebayang.***