JAKARTA, Stabilitas.id – Perekonomian Indonesia mengalami pertumbuhan pada triwulan I-2022 terhadap periode yang sama tahun sebelumnya (y-on-y) dengan angka sebesar 5,01 persen.
Pertumbuhan sebagian besar di lapangan usaha, salah satunya yang signifikan adalah Transportasi dan Pergudangan sebesar 15,79 persen diikuti Jasa Lainnya sebesar 8,24 persen; Informasi dan Komunikasi sebesar 7,14 persen; serta Pengadaan Listrik dan Gas sebesar 7,04 persen.
Sementara itu, Industri Pengolahan yang memiliki peran dominan tumbuh 5,07 %. Sedangkan Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan serta Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi Mobil dan Sepeda Motor masing-masing tumbuh sebesar 1,16 persen dan 5,71 persen.
Dilansir dari rilis Badan Pusat Statistik (BPS), Senin (9/5/2022), berdasarkan besaran Produk Domestik Bruto (PDB) atas dasar harga berlaku triwulan I-2022 mencapai Rp 4.513,0 triliun dan atas dasar harga konstan 2010 mencapai Rp 2.818,6 triliun. Dari sisi pengeluaran, Komponen Ekspor Barang dan Jasa mengalami pertumbuhan tertinggi sebesar 16,22 persen.
Sementara itu, ekonomi Indonesia triwulan I-2022 terhadap triwulan sebelumnya mengalami kontraksi pertumbuhan sebesar 0,96 persen (q-to-q).
Dari sisi produksi, kontraksi pertumbuhan terdalam terjadi pada Lapangan Usaha Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial sebesar 16,54 persen. Dari sisi pengeluaran, Komponen Pengeluaran Konsumsi Pemerintah (PK-P) mengalami kontraksi pertumbuhan terdalam sebesar 50,54 persen.
Kelompok provinsi di Pulau Jawa mendominasi struktur ekonomi Indonesia secara spasial pada triwulan I-2022 dengan peranan sebesar 57,78 persen (y-on-y), dengan kinerja ekonomi yang mengalami pertumbuhan sebesar 5,07 persen dibanding triwulan I-2021.
Kemudian diikuti oleh Pulau Sumatera sebesar 21,96 persen; Pulau Kalimantan sebesar 8,29 persen; Pulau Sulawesi sebesar 6,73 persen; Pulau Bali dan Nusa Tenggara sebesar 2,66 persen; Pulau Maluku dan Papua sebesar 2,58 persen.
Pada triwulan I-2022, semua wilayah mengalami pertumbuhan positif (y-on-y) dimana kelompok provinsi di Pulau Maluku dan Papua mencatat pertumbuhan tertinggi sebesar 10,75 persen; Pulau Sulawesi sebesar 5,37 persen; Pulau Jawa sebesar 5,07 persen; dan Pulau Sumatera sebesar 4,03 persen.
Selanjutnya, dua kelompok lain berada pada kisaran pertumbuhan tiga persen meliputi Bali dan Nusa Tenggara tumbuh sebesar 3,42 persen dan Pulau Kalimantan sebesar 3,21 persen.***