JAKARTA, Stabilitas.id – Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal II tahun 2022 cukup impresif berada di angka 5,4 persen, diimbangi dengan stabilitas nilai tukar rupiah yang cukup baik, serta pertumbuhan indeks harga saham gabungan yang cukup tinggi bila dibandingkan dengan negara-negara G20 dan sekitar ASEAN.
Hal ini diungkapkan oleh Wakil Menteri Keuangan (Wamenkeu) Suahasil Nazara pada acara Jakarta Global Financial Summit 2022, pada Rabu (21/9/22).
“Inflasi juga mengalami kenaikan, namun relatif terkendali. Dan tentu dengan kenaikan harga BBM kemarin kita mengantisipasi inflasi di bulan September, namun kita berharap Oktober sudah mereda dan November sudah kembali kepada trend bulanan seperti biasa,” ungkap Suahasil.
BERITA TERKAIT
Wamenkeu juga mengatakan, kebijakan fiskal Indonesia dalam Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) akan terus dioptimalkan sebagai shock absorber. Namun, secara bersamaan APBN harus diperkuat untuk dapat menghadapi peningkatan resiko ketidakpastian perekonomian gobal.
“Kenapa APBN perlu kita kuatkan ketahanan fiskal nya? Supaya APBN itu siap-siap lagi menjadi buffer untuk antisipasi uncertainty kedepan. Sehingga APBN harus terus sehat meskipun akan tetap menjadi shock absorber dari ekonomi kita,” ungkapnya.
Di sisi lain, Wamenkeu menyebutkan satu pembelajaran yang dapat di ambil selama kondisi pandemi yaitu transformasi digital yang sangat cepat. Hal ini merupakan modal awal yang sangat baik bagi Indonesia dalam menghadapi revolusi industri 4.0, terutama pada sektor-sektor yang akan didukung oleh digitalisasi.
Dengan begitu, pemerintah memastikan ekonomi digital termasuk ke dalam industri pionir yang sejak tahun 2018 termasuk ke dalam kelompok industri yang bisa mendapatkan fasilitas tax holiday, serta mendapatkan bea masuk atau impor duty sampai dengan 0% untuk berbagai transaksi elektronik dan barang digital.
Sebagai penutup, Wamenkeu berharap agar kegiatan ekonomi digital Indonesia menjadi game changer ke depan, serta bisa terus meningkat dan membuka peluang bagi pertumbuhan ekonomi.
“Saya encourage seluruh dunia usaha untuk connect dengan Kementerian Keuangan, dengan Kantor-kantor Pelayanan Pajak kita, dengan Kantor Pelayanan Kepabeanan dan Cukai kita untuk mengetahui lebih lanjut berbagai inisiatif, berbagai macam insentif fiskal yang dapat digunakan ketika mengurusi dunia ekonomi digital di Indonesia,” tutup Wamenkeu.***