JAKARTA, Stabilitas.id – Bank Indonesia menyampaikan perkembangan indikator stabilitas nilai Rupiah secara periodik. Indikator dimaksud adalah nilai tukar dan inflasi.
BI mengungkapkan Perkembangan Nilai Tukar 28 Maret – 1 April 2022 sebagai berikut:
Pada akhir hari Kamis, 31 Maret 2022
- Rupiah ditutup melemah di level (bid) Rp14.368 per dolar AS.
- Yield SBN (Surat Berharga Negara) 10 tahun naik di 6,73%.
- DXY melemah ke level 98,31.
- Yield UST (US Treasury) Note[2] 10 tahun turun ke level 2,338%.
Pada pagi hari Jumat, 1 April 2022
- Rupiah dibuka pada level (bid) Rp14.350 per dolar AS.
- Yield SBN 10 tahun turun pada level 6,71%.
Aliran Modal Asing (Minggu V Maret 2022)
- Premi CDS Indonesia 5 tahun turun ke level 83,15 bps per 31 Maret 2022 dari 94,13 bps per 25 Maret 2022, sejalan meredanya risk off di pasar keuangan global.
- Berdasarkan data transaksi 28-31 Maret 2022, nonresiden di pasar keuangan domestik beli neto Rp0,98 triliun terdiri dari jual neto di pasar SBN sebesar Rp2,34 triliun dan beli neto di pasar saham sebesar Rp3,33 triliun.
- Berdasarkan data setelmen s.d 31 Maret 2022 (ytd), nonresiden jual neto Rp43,06 triliun di pasar SBN dan beli neto Rp30,28 triliun di pasar saham.
Bank Indonesia terus memperkuat koordinasi dengan Pemerintah dan otoritas terkait untuk mendorong pertumbuhan ekonomi, serta mengoptimalkan strategi bauran kebijakan untuk menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan guna mendukung pemulihan ekonomi lebih lanjut.***