JAKARTA, Stabilitas.id – Pertumbuhan ekonomi Jawa Tengah tumbuh 5,31%, yang didorong dari peningkatan permintaan domestik, terutama konsumsi rumah tangga sebesar 3,24% pada tahun 2022.
Mengutip rilis BI Kanwil Jateng, Minggu (12/2/2023), diuraikan bahwa dari sisi lapangan usaha, sumber pertumbuhan berasal dari LU transportasi dan pergudangan, serta industri pengolahan yang tercermin pada kenaikan Saldo Bersih Tertimbang (SBT) kegiatan usaha yang mencapai 11,70%. Prompt Manufacturing Index (PMI) Jawa Tengah juga meningkat menjadi 51,88 selama 2022.
Selanjutnya, capaian inflasi Jawa Tengah juga berada pada level terjaga. Inflasi Jawa Tengah mengalami tercatat sebesar 0,32% (mtm), lebih rendah dibandingkan inflasi nasional (0,34% mtm), pada Januari 2023.
BERITA TERKAIT
Penurunan ini disebabkan oleh inflasi komponen Administered Price yang dipengaruhi oleh penurunan harga bensin seiring dengan penyesuaian harga untuk beberapa jenis bensin terutama non subsidi.
Namun, BI Jateng menilai kenaikan beberapa komoditas strategis, seperti beras, aneka cabai, dan bawang merah menahan penurunan inflasi yang lebih dalam. Kenaikan tersebut disebabkan oleh masa panen komoditas beras yang belum tiba dan curah hujan yang tinggi.
“Ke depan, pertumbuhan ekonomi Jawa Tengah pada 2023 diperkirakan akan tetap kuat di kisaran 4,5% – 5,3% (yoy). Untuk itu, diperlukan langkah nyata dan sinergi kebijakan dalam mempertahankan produktivitas sektor-sektor utama dan menjaga iklim investasi tetap kondusif,” ungkap BI Jateng.
Sementara Inflasi pada tahun 2023 juga diperkirakan akan kembali ke dalam sasaran 3,0% ± 1% yang didukung oleh harga komoditas pangan yang melandai seiring dengan peningkatan pasokan, ekspektasi inflasi yang semakin terkendali, serta perlambatan domestik demand akibat ketidakpastian global yang terus berlanjut.***