Jakarta – PT Garuda Indonesia membukukan pendapatan operasi sebesar US$807,2 juta pada kuartal I 2013 atau meningkat sebesar 12,5% dibanding periode yang sama tahun lalu, yaitu sebesar US$717,4 juta.
Menurut Direktur Utama Garuda Indonesia Emirsyah Satar mengatakan, pertumbuhan didukung oleh meningkatnya jumlah penumpang yang diangkut sepanjang kuartal 2013, yaitu sebanyak 5,56 juta penumpang. Jumlah tersebut naik sebesar 20,7% dibandingkan periode yang sama tahun lalu, yaitu sebanyak 4,6 juta penumpang.
"Di sisi lain, Garuda Indonesia juga berhasil meningkatkan angkutan cargo sebesar 24,2%, menjadi 81,3 ribu ton pada kuartal I 2013 dari sebelumnya sebesar 65,4 ribu ton pada kuartal I 2012," katanya.
BERITA TERKAIT
Frekuensi penerbangan domestik dan internasional Garuda Indonesia juga mengalami peningkatan dari 35.817 penerbangan menjadi 44.224 penerbangan atau naik 23,5%. Selain itu, kapasitas produksi (availability seat kilometer/ASK) juga meningkat sebesar 16,2 persen dari 8,56 miliar menjadi 9,96 miliar.
Perusahaan juga berhasil meningkatkan isian penumpang (Seat Load Factor/SLF) sebesar 1,7% dari 72,8% menjadi 74,5%, di samping peningkatan utilisasi pesawat menjadi 11:04 dari 10:44 jam. Sementara tingkat ketepatan penerbangan (On-Time Performance/OTP) mengalami peningkatan 1,5% mencapai 87,9% dibanding periode yang sama tahun lalu.
Selain itu, market share Garuda di pasar domestik juga meningkat menjadi sebesar 28,3% dibanding periode yang sama tahun lalu sebesar 27,3%.
"Trafik penumpang Garuda Indonesia di dalam negeri pada periode Januari – Februari 2013 mengalami pertumbuhan sebesar 6,9%, lebih baik dibanding maskapai lain yang rata-rata mengalami penurunan hingga 4,1%," kata Emirsyah.
Sementara itu, ia menuturkan, market share Garuda Indonesia di pasar internasional meningkat menjadi 25,8% dibanding tahun sebelumnya yang sebesar 23,6%. Trafik penumpang Garuda Indonesia di rute-rute internasional pada periode Januari-Februari 2013 juga mengalami pertumbuhan sebesar 11,1%. Lebih baik dibanding maskapai lainnya yang mengalami penurunan sebesar 1,3%.
Namun demikian, Emirysah menjelaskan, sesuai siklus penerbangan yang cenderung menurun pada periode kuartal I ditambah akibat faktor cuaca ekstrem dan banjir yang terjadi di Jakarta dan sekitarnya pada Januari lalu menyebabkan pendapatan dari sektor operasi mengalami pertumbuhan negatif. Turun 20,7% menjadi US$ 20,1 juta pada kuartal pertama tahun ini.
Sementara itu, pada tahun 2012 Garuda Indonesia mencatat pertumbuhan Laba Komprehensif (Comprehensive Income) sebesar 100%, dari US$72,7 juta pada 2011 menjadi US$145,4 juta pada 2012. Garuda Indonesia juga berhasil membukukan Pendapatan Operasi (Operating Revenue) sebesar US$3,472.5 juta, meningkat 12,1% dibanding tahun 2011 sebesar US$ 3,096.3 juta.
Laba Operasi (Income from Operations) juga meningkat 82% dari US$92,3 juta pada 2011 menjadi US$168,1 juta pada 2012 dan Laba Bersih (Income Current Period) meningkat sebesar 72,6% dari US$ 64,2 juta di 2011 menjadi US$ 110,8 juta pada 2012.