JAKARTA, Stabilitas.id – Bank Indonesia menilai pemulihan ekonomi global dipastikan terus berlanjut meskipun akan mengalami penurunan dari proyeksi sebelumnya. Hal ini juga disertai ketidakpastian padar keuangan global yang masih tinggi.
Dengan perkembangan tersebut, Bank Indonesia merevisi prakiraan pertumbuhan ekonomi global pada 2022 menjadi 3,5% dari sebelumnya sebesar 4,4%.
Ketidakpastian pasar keuangan global seiring dengan masih berlanjutnya ketegangan geopolitik di tengah percepatan normalisasi kebijakan moneter di berbagai negara maju, termasuk AS, sejalan dengan semakin tingginya tekanan inflasi.
BERITA TERKAIT
Hal tersebut mendorong terbatasnya prospek aliran modal asing, khususnya portofolio, dan tekanan nilai tukar negara berkembang, termasuk Indonesia, tulisnBI dalam siaran pers yang dikutip Rabu (20/4/2022).
Berlanjutnya ketegangan geopolitik Rusia-Ukraina berdampak pada pelemahan transaksi perdagangan, kenaikan harga komoditas, dan ketidakpastian pasar keuangan global, di tengah penyebaran Covid-19 yang menurun.
Hingga triwulan I 2022, perbaikan ekonomi terus berlanjut didukung oleh peningkatan konsumsi, investasi nonbangunan, dan kinerja ekspor sejalan dengan mobilitas penduduk dan aktivitas ekonomi yang membaik.
Pertumbuhan ekonomi juga ditopang kinerja positif berbagai lapangan usaha, seperti industri pengolahan, perdagangan, transportasi dan pergudangan, serta informasi dan komunikasi.
“Dengan perkembangan tersebut, untuk keseluruhan tahun 2022 Bank Indonesia memprakirakan pertumbuhan ekonomi akan mencapai 4,5-5,3%, sedikit lebih rendah dari proyeksi awal sebesar 4,7-5,5%,” tulis BI.
Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) diprakirakan tetap baik sehingga mendukung ketahanan eksternal. Defisit transaksi berjalan triwulan I 2022 diprakirakan tetap rendah, didukung surplus neraca perdagangan sebesar 9,3 miliar dolar AS.
Sementara itu, aliran modal asing dalam bentuk investasi portofolio yang sempat tertahan pada triwulan I 2022 dengan net outflows sebesar 1,8 miliar dolar AS, kembali mencatat net inflows pada awal triwulan II 2022 yaitu sebesar 0,8 miliar dolar AS (hingga 14 April 2022).
Posisi cadangan devisa Indonesia pada akhir Maret 2022 tercatat sebesar 139,1 miliar dolar AS, setara dengan pembiayaan 7,2 bulan impor atau 7,0 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri Pemerintah, serta berada di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor.
Tingginya harga komoditas global diprakirakan akan menopang peningkatan nilai ekspor untuk tahun 2022 sehingga defisit transaksi berjalan diprakirakan akan lebih rendah, yaitu menjadi 0,5% – 1,3% dari PDB, menurun dibandingkan proyeksi sebelumnya sebesar 1,1% – 1,9% dari PDB.
Pada periode yang sama, neraca transaksi modal dan finansial diprakirakan tetap surplus, terutama dalam bentuk penanaman modal asing, sejalan dengan iklim investasi dalam negeri yang tetap terjaga.***