JAKARTA, Stabilitas.id – Otorita Ibu Kota Nusantara (OIKN) mengajak para investor dari Kazakhstan untuk berpartisipasi dalam membangun ibu kota baru Indonesia di Nusantara.
Hal tersebut diungkapkan oleh Kepala Otorita Ibu Kota Nusantara (OIKN), Bambang Susantono saat menjadi pembicara di Forum Investasi bertemakan “Investing in Indonesia’s Future Capital: Smart and Sustainable Forest City Nusantara” di Astana, Kazakhstan, pada Selasa (4/7/23).
Forum dibuka oleh Duta Besar Republik Indonesia (RI) untuk Kazakhstan, Fadjroel Rachman, yang juga mengharapkan Kerjasama bilateral antara Indonesia dan Kazakhstan dapat berjalan dengan baik ke depannya.
Turut hadir dalam forum tersebut Deputi Bidang Tranformasi Hijau dan Digital Prof. Mohammed Ali Berawi dan Deputi Bidang Pendanaan dan Investasi Agung Wicaksono. Hadir juga sebagai moderator, Kedutaan Besar RI di Astana, Gustaf Daud Sirait.
Dalam kesempatan tersebut, Bambang menyampaikan, pemerintah Indonesia terus membuka berbagai peluang untuk para investor dari luar negeri untuk berpartisipasi dalam pembangunan.
“Otorita menyambut kontribusi dalam berbagai bentuk investasi langsung dan public-private partnership (PPP). Kami juga terbuka untuk mengeksplorasi berbagai jenis pembiayaan kreatif, seperti blended financing dan mekanisme crowd funding,” ungkap Bambang.
Bambang juga menyampaikan, saat ini keinginan investasi telah datang dari dari 19 negara, dengan 5 negara teratas yang berminat berinvestasi yakni Jepang, Singapura, Malaysia, Amerika Serikat, dan China, atau terbilang sekitar 50 persen dari perusahaan asing.
Menanggapi hal tersebut, Deputi Bidang Pendanaan dan Investasi, Agung Wicaksono menjelaskan, terdapat 12 sektor penting investasi di Indonesia, 6 di antaranya adalah sektor prioritas teratas yang berfokus pada investasi jangka pendek. Sedangkan, 6 lainnya adalah sektor prioritas tinggi yang berfokus pada investasi jangka panjang.
Agung juga menyampaikan, setidaknya terdapat 300 lebih proyek investasi yang berlokasi di Kawasan Inti Pusat Pemerintahan.
“Hingga saat ini lebih dari 300 proyek yang sedang dibangun di Kawasan Inti Pusat Pemerintahan (KIPP), misalnya saja kawasan perumahan yang telah saya sebutkan, sebanyak 130 proyek dengan perkiraan investasi ini berdasarkan nilai tanahnya saja,” ungkap Agung.
Selain proyek tersebut, Nusantara juga dirancang sebagai kota cerdas dengan berfokus pada penggunaan teknologi yang akan berkontribusi dengan pembentukkan lingkungan binaan berkualitas tinggi dan regeneratif.
“Dengan semua fitur tersebut, Nusantara bertujuan untuk menjadi kota netral karbon pada tahun 2045. Hal ini melampaui target net-zero nasional Indonesia pada tahun 2060,” ungkap Bambang.
Sejalan dengan hal tersebut, Deputi Bidang Tranformasi Hijau dan Digital, Prof. Mohammed Ali Berawi menjelaskan konsep pembangunan Nusantara yang mengedepankan kota cerdas dan berkelanjutan.
Terdapat tiga layer dalam pembangunan infrastruktur kota cerdas di Nusantara.
Pertama, infrastruktur pasif yang meliputi infrastruktur fisik dasar pembangunan seperti halnya Multi Utility Tunnel.
Kedua, adalah infrastruktur aktif yang memobilisasi data seperti jaringan kabel fiber optik, dan menara telekomunikasi 5G (BTS 5G NSA), yang dioperasikan melalui command and data center.
Ketiga, terdapat enam implementasi dari infrastruktur aktif yang telah dibuat, seperti halnya Smart Governance, Smart Transportation and Mobility, Smart Living, Smart Natural Resources and Energi, Smart Industry and Human Resources, dan Smart Built Environtment and Infrastructure.
“Ekosistem ini akan memungkinkan penghuni pertama Nusantara untuk bekerja, hidup, dan belajar dengan nyaman,” ungkap Bambang.
Pemerintah telah menetapkan 25% dari 256.000 hektare luas area darat akan menjadi 9 pembangkit ekonomi. Sembilan pembangkit ekonomi tersebut meliputi: Pusat Ekonomi dan Keuangan di sebelah barat kawasan inti, Kawasan Energi Terbarukan di sebelah selatan, dan Zona Inovasi dan Riset di sebelah timur.
“Saya harap (forum) ini juga akan memperkuat kerja sama, kolaborasi, dan hubungan, setidaknya antara dua kota, Astana dan Nusantara,” tutup Bambang.***