JAKARTA, Stabilitas.id – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) optimistis pertumbuhan penyaluran kredit dapat mencapai target di kisaran 10 hingga 12% di 2023.
Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK, Dian Ediana Rae menjelaskan, kenaikan penyaluran kredit dalam dua bulan terakhir menjadi indikasi positif bagi perbankan Tanah Air untuk dapat mencapai target pertumbuhan kredit.
Berdasarkan Rencana Bisnis Bank (RBB), secara industri penyaluran kredit diperkirakan tumbuh double digit di akhir 2023.
“Oleh karena itu, kenaikan kredit dalam dua bulan terakhir menjadi sinyal positif bagi bank untuk dapat mencapai target penyaluran kredit. Secara siklus, umumnya permintaan kredit juga meningkat di akhir tahun, khususnya jenis kredit modal kerja,” ungkap Dian, dalam keterangan resminya pada konferensi pers RDKB September, pada Rabu (11/10/23).
Tak hanya itu, Dian memperkirakan penyaluran kredit juga meningkat sejalan dengan faktor makroekonomi yang masih positif saat ini dengan proyeksi pertumbuhan ekonomi 2023 oleh berbagai lembaga tetap pada kisaran 5%, serta PMI manufaktur yang konsisten berada di level ekspansi.
“Selain itu, dukungan tambahan insentif likuiditas oleh Bank Indonesia (BI) diyakini semakin menambah kapasitas likuiditas bank untuk mencapai target penyaluran kredit,” ungkapDian.
Lebih lanjut, ia mengatakan, penyaluran kredit pada Agustus 2023 meningkat pada seluruh jenis penggunaan. Berdasarkan data posisi Agustus 2023, kredit dan Dana Pihak Ketiga (DPK) tumbuh masing-masing sebesar 9,06% dan 6,24% atau keduanya melambat dari Agustus 2022 sebesar 10,62% dan 7,77%.
“Namun, perlu dicermati dan diapresiasi pertumbuhan kredit dan DPK yang secara ytd terus membaik, yaitu kredit naik 4,92% (ytd) pada Agustus 2023 atau lebih tinggi dari 4,08% pada Juli 2023. Sementara DPK meskipun terkontraksi atau minus 0,87% (ytd) pada Agustus 2023 namun lebih baik dari kontraksi atau minus 1,09% (ytd) pada Juli 2023,” jelasnya.
Sedangkan kredit dan DPK, pada Agustus 2023 juga mengalami kenaikan secara bulanan (mtm) sebesar 0,81% (mtm) dan 0,23% (mtm). Hal ini menunjukkan kinerja intermediasi perbankan masih dalam level yang baik dengan LDR sekitar 82% per Agustus 2023 dan masih jauh di bawah ambang batas atas 94%.
“Hal ini sejalan dengan aktivitas ekonomi domestik yang tetap solid di tengah dinamika ketidakpastian global,” tutupnya.***
Penulis : Angga Bratadharma