JAKARTA, Stabilitas.id – Keberhasilan Indonesia dalam menjaga perekonomian nasional di tengah tekanan perekonomian global yang penuh ketidakpastian.
Hal tersebut diungkapkan oleh Ketua Dewan Komisioner OJK, Mahendra Siregar, dalam sambutannya di acara CEO Networking 2023 dengan tema “Achieving Sustainable Growth through Cohesive Collaboration” yang berlangsung di Jakarta, pada Selasa (7/11/23).
“Di tengah kondisi perekonomian yang tidak pasti, kita melakukan antisipasi dengan baik dan kita tidak mengalami surprise atau shock. Justru kita telah menyiapkan antisipasi dengan langkah-langkah dengan tugas kita dalam kontrol dan kewenangan kita. Nyatanya di tengah ancaman perekonomian global, laju pertumbuhan ekonomi Indonesia tetap dapat berlanjut dengan baik,” ungkap Mahendra.
Acara tersebut diselenggarakan OJK bersama PT Bursa Efek Indonesia (BEI), PT Kliring Penjaminan Efek Indonesia (KPEI) dan PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) dalam rangka memperingati 46 tahun diaktifkannya kembali Pasar Modal Indonesia.
Turut hadir dalam kegiatan ini Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan Derivatif, dan Bursa Karbon OJK Inarno Djajadi, Kepala Eksekutif Pengawas Perasuransian, Penjaminan dan Dana Pensiun OJK Ogi Pratomiyono, Pimpinan SRO, serta diikuti oleh lebih dari 500 Direksi maupun Perwakilan stakeholders di Pasar Modal Indonesia.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), di tengah melambatnya perekonomian global, perubahan iklim, dan menurunnya harga komoditas ekspor unggulan, perekonomian Indonesia tumbuh 4,94% yoy dan tumbuh 5,05% ctoc.
Mahendra menyampaikan, terdapat beberapa strategi yang penting dilakukan untuk tetap menjaga kinerja perekonomian di antaranya meningkatkan kolaborasi, antisipasi dan kedisiplinan dalam menjalankan agenda reformasi di sektor jasa keuangan agar perekonomian dapat berjalan dengan baik.
“Kata kuncinya di tengah kondisi seperti ini yaitu Cohesive Collaboration. Kita pastikan agenda reformasi Sektor Jasa Keuangan atau masing-masing institusi dan stakeholder dilakukan dengan baik atau tidak. Dalam hal itu saya laporkan reformasi yang dilakukan OJK untuk mendukung seluruh sektor jasa keuangan bangkit mencapai real potential of Indonesia,” jelas Mahendra.
Menurutnya, OJK telah melakukan berbagai langkah dan kebijakan untuk mendorong seluruh sektor jasa keuangan untuk terus bertumbuh. OJK telah menerbitkan Peraturan OJK No. 18 tahun 2023 tentang Penerbitan dan Persyaratan Efek Bersifat Utang dan Sukuk Berlandaskan Keberlanjutan, yang memperluas cakupan jenis efek yang ditawarkan melalui penawaran umum.
Selain itu, OJK telah meluncurkan Bursa Karbon secara efektif pada akhir 26 September 2023. Dalam lingkup transisi dan dekarbonisasi, OJK akan menyempurnakan kerangka peraturan yang ada dengan mengacu pada ISSB IFRS S2 yang mengharuskan perusahaan mengungkapkan risiko fisik dan transisi akibat perubahan iklim dengan pengembangan rencana transisi masing-masing.
Kegiatan CEO Networking 2023 ini menjadi momentum yang tepat untuk meningkatkan sinergi dan kolaborasi yang kuat antara OJK sebagai regulator dengan para pelaku pasar, dan seluruh stakeholders untuk bersama-sama menghadapi tantangan dan dinamika global yang serba dalam ketidakpastian.***