JAKARTA, Stabilitas.id – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Badan Pusat Statistik (BPS) kembali mengukuhkan kolaborasi mereka dalam upaya meningkatkan literasi dan inklusi keuangan di Indonesia. Melalui penyelenggaraan Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan (SNLIK) 2024, keduanya berkomitmen untuk memberikan pemahaman mendalam mengenai kondisi keuangan masyarakat Indonesia.
Kepala Eksekutif Pengawas Perilaku Pelaku Usaha Jasa Keuangan, Edukasi, dan Pelindungan Konsumen OJK, Friderica Widyasari Dewi, menyatakan, “Ini mandat yang diberikan pada OJK untuk memberikan literasi dan edukasi kepada masyarakat. Jadi dari survei ini kita bisa melihat bagaimana pemahaman masyarakat terhadap produk jasa keuangan dan juga nanti bagaimana untuk ke depan,” pada Selasa (30/01/2024).
Kerja sama ini bukan hanya sekadar survei, tetapi juga representasi dari komitmen dalam meningkatkan pemahaman finansial di seluruh lapisan masyarakat. Amalia Adininggar Widyasanti, Plt. Kepala BPS, menambahkan, “Ini merupakan survei pertama kali yang dilakukan oleh BPS bekerja sama dengan OJK, karena BPS tentunya berkontribusi untuk bisa mengukur secara independen bagaimana literasi keuangan di Indonesia, karena tentunya program literasi keuangan ini merupakan program nasional.”
SNLIK 2024 tidak hanya menjadi alat evaluasi, tetapi juga panduan dalam merumuskan kebijakan yang lebih efektif di masa mendatang. Dengan target inklusi keuangan Indonesia yang harus mencapai 90 persen pada 2024, survei ini menjadi tonggak penting dalam memahami dan mengevaluasi kemajuan yang telah dicapai serta merencanakan langkah-langkah selanjutnya.
Melalui upaya bersama OJK dan BPS, diharapkan masyarakat Indonesia dapat memperoleh pengetahuan yang lebih baik mengenai produk dan layanan keuangan, sehingga mampu mengelola finansialnya dengan lebih baik dan mandiri.
Penulis : Tsavirha Almara