BERITA TERKAIT
Kebanyakan anak-anak biasanya ingin menggeluti profesi seperti ayah atau ibunya saat dewasa. Tidak sedikit pula orang tua juga yang menghendaki anaknya kelak berkarya di bidang yang sama seperti mereka. Namun tidak jarang pula passion untuk bekerja di bidang yang sama dengan profesi orang tua muncul belakangan dan akhirnya menjadikannya pilihan karier yang sesungguhnya.
Hal itulah yang dialami oleh wanita karier kelahiran Jakarta 2 Desember 1971 ini. Alfita, demikian dia disapa, ketika masih di sekolah dasar dan menengah, begitu menyukai salah satu tayangan berita TVRI,yaitu “Dunia Dalam Berita” versi bahasa Inggris. Kesukaan itulah yang mendorong wanita pemilik nama lengkap Alfita Asmoro ini, bercita-cita menjadi presenter atau pembaca berita di televisi berbahasa Inggris, jika besar nanti.
Bukan tanpa sebab, penggemar buku The Secret ini menyukai tayangan berita berbahasa Inggris. Karena masa kecilnya dihabiskan bersama orang tuanya di Negeri Paman Sam, mengikuti sang ayah yang bekerja di salah satu perusahaan minyak di sana.
Namun cita-cita itu seolah terlupakan, ketika pilihan studi untuk masa depannya jatuh pada jurusan Ekonomi Manajemen . Bahkan, alumnus STEKPI angkatan 1991 ini pun ‘nyambi’ kerja di Bank BHS, di sela proses perkuliahan, sembari mengambil short courses di London School. Alhasil tempat kerja awal yang dipilihnya sebagai professional adalah Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN) dan perusahaan sekuritas, Rekapital.
Namun pepatah buah jatuh tidak jauh dari pohon memang benar adanya. Sekian tahun berkarya di industri keuangan tidak menjadikan sektor itu sebagai passion dari peremput berkulit putih itu. Panggilan menjadi PR (public relation) seperti halnya profesi yang digeluti sang Ibu sangat kuat. Maklum kala itu sang Ibunda menjabat sebagai PR sejumlah hotel bintang lima seperti Hotel Indonesia dan Hotel Sahid Jaya.
Singkat cerita, memilih mundur dari BPPN dan bersama beberapa temanya, mendirikan sebuah event organizer, yang kemudian menjelma menjadi PR consultant dengan nama Candela. “Memang ini (PR) sudah passion saya.”
Menariknya, bahwa semua yang dijalani dan diraih Ibu dua anak ini selalu dirancang secara matang. Dia bercerita bahwa semua cita-cita atau keinginan selalu ditulis pada secaring kertas dan ditempelkan pada story board. Pada suatu kesempatan, penggemar wisata pantai ini bercerita sempat membuat kliping koran yang berisi iklan periode kuis dari Bank Mandiri dengan grand prize mobil mewah.
“Saya tertarik dengan modelnya, saya kliping dan berhadap suatu saat saya bisa seperti itu. Eh..tidak begitu lama saya diterima untuk bergabung bersama Mandiri Tunas Finance yang tidak lain adalah anak usaha Bank Mandiri,” tutur dia yang kini menjadi Corporate and Marketing Communications Dept. Head di Mandiri Tunas Finance (MTF) ini
Bergabung sejak September 2009, Alfita membawahi Departemen Head Marketing Communication. Dua tahun kemudian, dirinya dipercaya menangani juga Corporate Communication yang didalamnya juga meliputi branding development dan customer care and services.
“Jadi pekerjaan saat ini merupakan passion saya. Saya selalu share ke tim, bekerja di divisi ini enggak bisa kalau memang bukan passion. Kami dituntut untuk terus berkreasi. Ada juga pekerjaan yang menuntut untuk di belakang meja, tetapi kreativitas itu harus terus diasah. PR itu harus melayani orang. Meski sedang sedih atau banyak masalah, we still have to smile. Kami harus selalu tampil,” pungkas Alfita.
Di sela kesibukannya sebagai wanita karier, sosok Ibunda yang juga diakui pekerja keras juga mengalir dalam darahnya. Dia mengaku, sebagai wanita karier, dirinya tidak pernah berhenti bekerja mengingat waktu lenggang mungkin hanya saat perjalanan pulang ke rumah.
“Karena anak pertama saya berumur 14 tahun, tetapi anak kedua berumur dua tahun. Jadi sepulang kantor, saya harus mengurus keduanya. Yang satu masih bayi, satu masih ABG. Dua dunia yang berbeda. Tetapi itu saya lakukan dengan senang hati.”
Kendati demikian, Alfita tidak lupa dengan kehidupan sosialnya yakni tetap berkumpul dengan teman-teman semasa SMP, teman SMA, atau teman kuliah. Itu dilakoni di sela kesibukan. “Kita harus jalani semuanya. Tidak lupa memohon, dan berusaha mewujudkan, never stop!”