BOGOR, Stabilitas.id – Menteri PPN/Kepala Bappenas Rachmat Pambudy meresmikan Proyek Agrivoltaic hasil kolaborasi antara IPB University, Korea Energy Agency, Korea East-West Power, ENVELOPS Korea, dan KLES Korea. Proyek ini bertujuan mengintegrasikan teknologi energi baru terbarukan dengan sektor pertanian, serta menawarkan solusi inovatif dalam sinergi Food–Energy–Water (FEW) Nexus.
Proyek Agrivoltaic merupakan terobosan yang menjawab dua tantangan utama, yakni kebutuhan energi bersih dan produktivitas pertanian berkelanjutan. Teknologi ini memanfaatkan lahan pertanian untuk instalasi panel surya tanpa mengganggu aktivitas budidaya, sehingga mendukung keberlanjutan energi dan ketahanan pangan sekaligus.
“Agrivoltaic adalah contoh nyata kolaborasi antara sektor energi dan pertanian. Proyek ini tidak hanya mempercepat adopsi energi terbarukan, tetapi juga meningkatkan produktivitas pertanian dan ekonomi lokal. Presiden saat ini juga fokus pada tiga hal utama, yakni air, pangan, dan energi. Tanpa ketiganya, sektor pertanian kita tidak akan maju. Oleh karena itu, kolaborasi antara teknologi energi murah dan inovasi pertanian, menjadi kunci masa depan. Dengan energi yang terjangkau, kita bisa menciptakan solusi pangan berkelanjutan,” jelas Menteri Rachmat Pambudy, Kamis (28/11).
BERITA TERKAIT
Proyek ini menjadi wujud nyata sinergi multidisipliner yang melibatkan IPB University sebagai pemimpin riset, serta para mitra internasional dari Korea. Dukungan teknologi dari Korea Energy Agency dan perusahaan energi seperti Korea East-West Power memungkinkan terciptanya inovasi yang adaptif terhadap tantangan lokal di Indonesia.
Menteri Rachmat juga mengapresiasi seluruh pihak yang terlibat dalam proyek ini, dan berharap inisiatif ini dapat menjadi model bagi pengembangan proyek sejenis di masa depan. Melalui Proyek Agrivoltaic ini, Indonesia berharap dapat meningkatkan ketahanan energi dan pangan nasional , mendukung target swasembada pangan yang menjadi prioritas nasional, sekaligus mendorong transformasi menuju energi terbarukan.
“Namun, inovasi saja tidak cukup. Inovasi harus disebarluaskan secara masif agar manfaatnya dirasakan oleh masyarakat luas. Dengan begitu, kita bisa memperkuat ketahanan pangan, meningkatkan gizi masyarakat, dan mempercepat transformasi ke arah agroindustri modern,” pungkas Menteri Rachmat Pambudy. ***