DAKAR, Stabilitas – Kementerian Luar Negeri RI yang dipimpin oleh Menteri luar Negeri Retno Marsudi memimpin delegasi Indonesia yang meliputi para pemangku kepentingan, antara lain: LPEI dan BUMN yaitu WIKA, PT Timah dan PT Dirgantara Indonesia di acara Sustainable Development Conference yang berlangsung di Dakar, Senegal, Senin (2/11/2019).
Dalam lawatan kerjanya ini, Menteri Retno hadir pada konferensi Internasional yang diselenggarakan oleh Pemerintah Senegal bekerjasama dengan IMF dan UNDP, mengangkat tema “Sustainable Development“.
Konferensi tersebut dihadiri oleh pejabat dari berbagai negara Afrika termasuk 9 Kepala Negara dari Senegal, Togo, Pantai Gading, Niger, Benin, Mali, Burkina Faso, Guinea Bissau dan Republik Demokratik Kongo. Managing Director IMF, Kristalina Georgieva, dan Deputi Sekjen PBB, Amina Mohammed, serta perwakilan dari berbagai lembaga keuangan internasional juga hadir pada konferensi tersebut.
Dalam konferensi tersebut, Menlu RI didaulat sebagai panelis pada sesi diskusi dengan topik “What We can Learn From Different Success Stories?” berbagi pengalaman tentang pembangunan Indonesia dan kerjasama Indonesia dengan negara-negara Afrika.
Dukungan terbesar dalam proyek pembangunan ada pada insentif dan juga suntikan modal kerja bagi pelaku jasa konstruksi dengan kerja sama yang baik antara pemerintah dan institusi perbankan di Indonesia salah satunya adalah LPEI.
Sementara itu, Direktur Operasi III PT Wijaya Karya (WIKA) Destiawan Soewardjono yang turut hadir dalam acara konferensi dan lawatan kerja Menlu RI menjelaskan, penyelenggaraan Indonesia-Africa Forum 2018 dan Indonesia-Africa Infrastructure Dialogue di Bali pada Agustus 2019, telah memberikan peluang kerjasama konkret sebagai pasar prospektif bagi pelaku usaha Indonesia khususnya di sektor infrastruktur, konstruksi, serta industri strategis nasional.
Atmosfer tersebut tentu saja memberi angin segar bagi Perseroan untuk ekspansi ke pasar luar negeri Perseroan menargetkan pada tahun 2020 mendatang, akan menyasar ke 3 negara baru di Kawasan Afrika Barat dan Timur yaitu Senegal, Pantai Gading dan Zanzibar-Tanzania dengan rencana perolehan OK baru dari proyek-proyek luar negeri di tahun mendatang sebesar Rp5,18 Triliun.
Sebagai informasi, rencana master plan proyek strategis nasional negara-negara di kawasan Afrika Barat dari tahun 2020-2045 di sektor infrastruktur, energi, telekomunikasi, dan railway akan mencapai nilai fantastis 119,8 miliar dollar AS, dimana itu adalah potensi besar bagi BUMN Indonesia untuk berpartisipasi aktif menjajaki proyek-proyek tersebut.
“Melalui sinergi yang baik antara Pemerintah, BUMN, pelaku usaha Indonesia dan lembaga keuangan khusus milik pemerintah seperti LPEI akan menghasilkan kontribusi besar bagi devisa yang masuk ke Indonesia di masa mendatang dan juga menjadikan BUMN kita di luar negeri tidak kalah bersaing dengan negara-negara seperti Tiongkok, Turki, Jepang dan Korea Selatan,” ujar Destiawan menutup pembicaraan.