JAKARTA, Stabilitas—Kontribusi sektor jasa kepada pendapatan negara berkisar 50 persen. Perbankan menempati prosesntase terbesar diatas pasar modal. Walaupun demikian, hal tersebut tidak membuat sektor jasa memberi andil besar terhadap GDP.
Menkopolhukam RI, Wiranto mengatakan masyarakat masih banyak mengandalkan sektor non jasa. Padahal ekonomi merupakan salah satu faktor penentu kesejahteraan masyarakat, jika masyarakat hanya fokus pada satu sektor, ke depan akan jauh tertingal.
“Memang suatu negara termasuk Indonesia, ukuran kesejahteraan masyarakatnya diukur dari pertumbuhan ekonomi. Pertumbuhan ekonomi tentu dapat juga sebagai penentu growth domestic, dan sekarang ini kami masyarakat ini yang masih bertumbuh kepada penghasilan-penghasilna non jasa,”ucap Wiranto pada Grand Launching Asuransi Jiwa Syariah Bumiputera, di Jakarta, Senin(16/1).
Kekayaan Sumber Daya Alam dinilai tidak bersifat jangka panjang, sebab sewaktu-waktu akan habis. Untuk itu dengan memanfaatkan kemajuan teknologi dan keterampilan, masyarakat didorong untuk merambah kepada sektor jasa.
“Sejak republik ini berdiri maka penghasilan ini akan tergantung pada national resources sumber daya alam yang kita miliki, yang ini pasti akan tergerus dan habis,” jelas Wiranto.
Selain itu, Wiranto mengatakan ketahanan negara untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi datang dari pengetahuan dan keterampilan warga negaranya. “Kalau kita tidak punya keahlian, tidak punya pendapatan lain di luar itu, pasti suatu saat negara ini akan suilit, buktinya bahwa ada satu negara yang tanpa memiliki suatu kekayaan alam bisa eksis dan maju itu banyak,”tandasnya.