JAKARTA, Stabilitas.id – Krisis ekonomi yang sedang terjadi harus diatasi bersama dengan semangat solidaritas, agar tidak menimbulkan ego yang mempersulit negara-negara di dunia untuk bertahan di tengah krisis global.
Hal ini diungkapkan oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dalam pembukaan The 8th G20 Parliamentary Speakers Summit di Gedung Nusantara II DPR, pada Rabu (5/10/22).
“Kita berkumpul di sini hari ini karena dunia telah berubah dengan cepat. Kita menyebutnya sebagai perfect storm yaitu krisis multidimensi yang cepat. Seperti tantangan keamanan, ekonomi, dan lingkungan ini telah menunda upaya kita untuk mempercepat pemulihan,” ungkap Airlangga.
BERITA TERKAIT
Selanjutnya, Menko Airlangga menyampaikan bahwa Indonesia mementingkan keseimbangan pertumbuhan ekonomi yang tetap memperhatikan aspek lingkungan.
Indonesia telah melakukan transisi energi dengan berbagai upaya mulai dari co-firing PLTU dengan blue ammonia, carbon capture dan storage, serta financial model untuk untuk PLTU yang tidak efisien. Hal tersebut juga terkait dengan target untuk mencapai net zero emission (NZE) pada tahun 2060 atau lebih cepat.
“Transisi energi harus berkeadilan, berkelanjutan, dan afordable bagi masyarakat,” ungkap Airlangga.
Airlangga juga menyampaikan, Indonesia mendesak negara-negara maju untuk memenuhi janji mereka untuk menyediakan pendanaan untuk penanganan perubahan iklim sebesar USD100 miliar kepada negara-negara berkembang.
Di sisi lain, Airlangga kembali menegaskan bahwa multilateral platform seperti G20, PBB, WTO, harus tetap relevan dengan situasi saat ini dan memastikan stabilitas internasional. Forum G20 sendiri merupakan forum yang terbentuk dari krisis ekonomi tahun 1998 dan saat ini mewakili 85% PDB global dan 75% perdagangan dunia.
“Sebagian besar konteks dalam concrete deliverables yang dibahas pada pertemuan-pertemuan working group dan engagement group telah disepakati. Satu-satunya masalah yang masih ada adalah geopolitik. Oleh karena itu, pertemuan Parliament 20 (P20) diharapkan dapat menyelesaikan masalah geopolitik yang tersebut,” tutup Airlangga.***