JAKARTA, Stabilitas.id – Perekonomian Indonesia kuartal II-2022 menunjukkan kinerja yang sangat impresif di tengah krisis dan ketidakpastian global. Hal tersebut ditopang kinerja konsumsi, investasi, dan ekspor.
Jika dibandingkan dengan negara lain, Indonesia mengalami tren pertumbuhan di kuartal II-2022 sebesar 5,4 persen, naik dari kuartal I-2022 yang sebesar 5 persen. Tren perlambatan dialami sebagian besar negara, seperti Italia, Perancis, Jerman, China, dan Amerika Serikat.
Hal ini diungkapkan oleh Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati dalam konferensi pers APBN KiTA, pada Kamis (11/8/22).
BERITA TERKAIT
“Ini yang menggambarkan risiko sudah mulai terlihat di dalam pertumbuhan ekonomi kuartal kedua di negara-negara yang cukup besar dan pengaruhnya ke dunia cukup besar,” ungkap Menkeu.
Melihat produk domestik bruto (PDB) riil, Menkeu menyampaikan bahwa Indonesia sudah jauh berada di atas kondisi pra-Covid.
Pertumbuhan ekonomi Indonesia di kuartall II-2022 yang sebesar 5,4 persen merupakan dorongan dari pemulihan ekonomi, terutama dari konsumsi masyarakat yang mengalami kenaikan atau pertumbuhan sebesar 5,5 persen.
“Covid-nya terkendali, masyarakat mobilitasnya meningkat, dan aktivitas masyarakat selain mobilitas juga mulai melakukan konsumsi, terutama masyarakat yang menengah atas. Pada saat kuartal kedua kemarin, kita juga merayakan Ramadan dan Hari Raya Idulfitri,” ujar Menkeu.
Di sisi lain, konsumsi pemerintah masih relatif terkontraksi di kuartal II-2022 seiring dengan menurunnya belanja penanganan pandemi. Menkeu menjelaskan pemerintah meningkatkan belanjanya pada tahun 2021 untuk program vaksinasi, bantuan sosial (bansos), subsidi upah, dan bantuan kepada UMKM secara cukup masif.
“Sekarang dengan pandemi yang relatif bisa dikelola, beberapa bansos dilakukan beberapa koreksi. Namun, pemerintah sebetulnya tetap meningkatkan (anggaran) untuk melindungi masyarakat bukan dari pandemi, tapi berasal dari kemungkinan kenaikan harga,” kata Menkeu.
Sementara, investasi juga mulai menunjukkan pemulihan, namun terjadi perlambatan karena tingginya harga barang input. Investasi pada kuartal I tumbuh 4,1 persen sedangkan pada kuartal II turun di 3,1 persen.
“Kita berharap investasi ini akan makin menguat seiring dengan optimisme atau confidence terhadap pemulihan ekonomi Indonesia,” ujar Menkeu.
Ekspor pada kuartal I tumbuh 16,7 persen dan semakin meningkat pada kuartal II di 19,7 persen. Sementara, impor juga melonjak tinggi untuk mendukung pemulihan ekonomi dimana beberapa produksi masih membutuhkan bahan baku dan barang modal yang berasal dari impor.
Dua kuartal berturut-turut menunjukkan bahwa pemulihan sudah on track, sesuai dengan jalurnya, dan pada level yang sesuai yang kita harapkan atau bahkan di atas dari yang tadinya kita prediksikan. Oleh karena itu, momentum inilah yang akan terus kita jaga,” tutup Menkeu.***