JAKARTA, Stabilitas.id – Indonesia memiliki peluang dan potensi bersar dalam peralihan energi terbarukan, karena merupakan negara yang kaya akan sumber daya energi alternatif.
Hal tersebut diungkapkan oleh Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati saat menjadi pembicara di salah satu sesi diskusi Munich Security Conference 2023 dengan tema “Geopolitics of Carbon Border Adjustments,” pada Jumat (17/2/23).
“Cadangan energi panas bumi kita merupakan yang paling banyak di dunia karena terletak pada Ring of Fire. Kita bahkan memiliki 800 sungai yang dapat menyediakan tenaga hidro,” ungkap Menkeu.
Menkeu melanjutkan, sebagai negara dengan cadangan nikel terbesar di dunia, Pemerintah Indonesia harus memperbaiki iklim investasi bisnis sehingga investor akan datang untuk membangun smelter dan bahkan membuat kendaraan listrik serta baterai.
“Jadi, Indonesia memainkan peranan penting di tengah perubahan yang sangat signifikan ini”, ujarnya.
Dalam kesempatan yang sama, Menkeu juga mengungkapkan posisi Indonesia terkait penerapan CBAM (Carbon Border Adjustment Mechanism), yaitu instrumen yang dikenakan terhadap produk impor ke negara Uni Eropa apabila proses produksinya dianggap menimbulkan emisi CO2.
Penerapan CBAM akan memberikan peluang bagi banyak negara termasuk Indonesia, dengan memberikan keleluasaan bagi negara berkembang untuk bisa menyesuaikan diri sekaligus menggali potensi mereka di bidang energi terbarukan.***