JAKARTA, Stabilitas.id — PT Mandiri Sekuritas (Mandiri Sekuritas) mencatatkan pendapatan usaha pada per 30 Juni 2021 sebesar Rp465 miliar atau meningkat 61% dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2020.
Sementara laba bersih per 30 Juni 2021 tercatat Rp94 miliar, meningkat signifikan sebesar 201% dibandingkan periode yang sama tahun 2020. Kinerja solid Mandiri Sekuritas, didukung terutama oleh kemajuan bisnis retail yang pesat dan global bond melalui perusahaan anak Mandiri Securities Pte. Ltd (Mandiri Securities Singapore).
Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Utama Mandiri Sekuritas Silva Halim mengatakan, Mandiri Sekuritas masih mengikuti tren pertumbuhan di tahun 2020, pada semester I 2021 peningkatan bisnis retail masih signifikan.
“Selain itu, pendapatan bisnis di lini ini meningkat 189% dari yang dicapai di periode yang sama tahun 2020. Sementara jumlah nasabah meningkat 73% per 30 Juni 2021 dibanding periode yang sama tahun 2020. Tren ini didukung oleh perubahan gaya hidup masyarakat dari tradisional ke digital selama pandemi Covid-19,” ungkap Silva.
Laporan Biro Pusat Statistik mencatat pertumbuhan sebesar 10,58% sektor Teknologi Informasi dan Komunikasi pada tahun 2020 yang didorong oleh transisi cepat dari solusi tradisional ke digital, serta permintaan besar dari layanan telekomunikasi dan gadget.
Menurut Silva, selain perubahan gaya hidup masyarakat menjadi digital, kinerja pasar modal yang tangguh selama pandemi, besarnya likuiditas, berkurangnya mobilitas, serta meningkatnya akses informasi dan edukasi melalui media digital yang lebih mudah mendorong naiknya inklusi keuangan.
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) cukup stabil di kisaran 6.000 di semester I 2021 dengan proyeksi target 6.850 akan tercapai di akhir tahun 2021. Pasar obligasi juga rebound di kuartal II 2021 seiring dengan penurunan yield SUN dengan kembali masuknya investor asing ke pasar obligasi, setelah sempat terkoreksi di kuartal I 2021.
“Secara total imbal hasil, investasi di pasar obligasi pada kuartal II 2021 sebesar +3,4%, menghapus imbal hasil negatif di kuartal I 2021 yang tercatat -2,4%, sehingga secara year-to-date pasar obligasi mencatatkan +1%, yang berarti melanjutkan tren kinerja yang baik,” lanjut Silva.
Pertumbuhan bisnis Mandiri Sekuritas yang sangat kuat juga didukung oleh pendapatan bisnis global bond dari Mandiri Securities Singapore yang meningkat 32% per 30 Juni 2021 dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2020.
Per 30 Juni 2021, Investment Banking telah menyelesaikan 15 penjaminan obligasi rupiah antara lain: Aneka Gas Industri, Pembangunan Jaya Ancol, dan Pegadaian, 7 penjaminan global bond, antara lain, Golden Energy, Indofood, Sarana Multi Infrastruktur, Bank Mandiri, dan Pertamina, 2 right issues, yaitu, Summarecon dan PT Sarana Meditama Metropolitan Tbk, serta 1 IPO: Archi Mining.
Pada Semester II 2021, Mandiri Sekuritas akan terus berfokus kepada pengembangan bisnis retail yang berkelanjutan melalui inovasi layanan teknologi digital; Mandiri Online Securities Trading (MOST), memperkuat posisi di industri pasar modal Indonesia dan regional Asia, serta bersinergi dengan Mandiri Group.
“Kami optimistis akan peluang pertumbuhan di semester II 2021 dengan didukung kerja keras dan inovasi dalam menghadirkan solusi keuangan pasar modal bagi para nasabah, sehingga tercipta pertumbuhan bisnis yang berkelanjutan baik nasabah maupun kami,” pungkas Silva.