Jakarta – Bank Mandiri bertindak sebagai Joint Mandated Lead Arranger bersama dengan BNI dan BRI untuk pembiayaan sindikasi dalam dua tranche sebesar total ekuivalen 450 Juta USD kepada PT Krakatau Steel (Persero), Tbk, guna membantu membiayai proyek pembangunan pabrik Blast Furnace. Dalam kredit sindikasi ini, Bank Mandiri memberikan kontribusi terbesar yaitu ekuivalen US$300 juta. Sedangkan BNI mengucurkan kredit sebesar ekuivalen US$100 Juta dan BRI sebesar ekuivalen US$50 Juta.
Dalam sindikasi ini, pinjaman yang disalurkan Bank Mandiri terdiri atas kredit komersial tranche A yang berjangka waktu 6 tahun senilai ekuivalen US$100 juta termasuk sub limit fasilitas L/C US$50 juta, serta pinjaman siaga (standby loan) tranche B berjangka waktu 8 tahun senilai ekuivalen US$200 juta.
Penandatanganan perjanjian kredit sindikasi dilaksanakan oleh Direktur Corporate Banking Bank Mandiri Fransisca Nelwan Mok, Direktur Business Banking BNI Krishna Suparto, Direktur Bisnis Kelembagaan & BUMN BRI Asmawi Syam, dan Direktur Utama Krakatau Steel Fazwar Bujang di Jakarta, Selasa (15/5).
BERITA TERKAIT
Direktur Corporate Banking Bank Mandiri Fransisca Nelwan Mok mengatakan dukungan Bank Mandiri ini diharapkan dapat meningkatkan produksi besi baja Krakatau Steel dalam memenuhi kebutuhan pasar, terutama kebutuhan domestik untuk mendukung percepatan penyediaan infrastruktur di Indonesia.
“Kami percaya, penguatan sektor manufaktur dalam mendukung penyediaan infrastruktur menjadi prasyarat utama bagi Indonesia untuk mendorong peningkatan investasi terutama di sektor riil,” ungkap Fransisca.
Ditambahkannya, Bank Mandiri memiliki komitmen untuk meningkatkan pembiayaan pada sektor manufaktur seperti pada industri besi baja, mengingat sektor ini menjadi salah satu kebutuhan utama dalam percepatan pembangunan nasional yang tertuang dalam Master Plan Percepatan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI).
“Sektor manufaktur di tanah air akan terus tumbuh seiring membaiknya tingkat perekonomian masyarakat. Pada segmen industri kelas menengah, misalnya, kebutuhan baja terintegrasi akan terus meningkat. Ditambah lagi produksi baja jenis khusus untuk industri pertahanan keamanan. Inilah salah satu alasan kami menjadikan manufaktur sebagai sektor yang prospektif untuk pembiayaan ke depan,” ungkap Fransisca.
Hingga Maret 2012, pembiayaan Bank Mandiri di sektor manufaktur (pengolahan) bahan logam telah mencapai Rp6.57 triliun, meningkat 23 % dari periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp5,34 triliun. Secara keseluruhan, portofolio kredit Mandiri ke sektor manufaktur pada triwulan I/2012 mencapai Rp64,6 triliun atau tumbuh 18,1% dari triwulan I/2011, sebesar Rp54,7 triliun.