Jakarta – Perbankan mulai mencatat perbaikan kinerja sejalan optimism kembali membaiknya perekonomian. Ini terlihat dari catatan kinerja PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) yang bisa mencatat laba bersih Rp 6 triliun di kuartal III-2015. Memang terlihat turun 16,2% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya Rp 7,16 triliun, namun selama 3 bulan di kuartal III-2015, BNI mencatat laba Rp 3,57 triliun atau sekitar Rp 1,19 triliun per bulan. Sehingga laba bersih BNI sampai dengan 30 September 2015 mencapai Rp 6 triliun.
Namun laba itu tentunya dicatatkan setelah menyisihkan sebagian besar untuk pencadangan (provisi). Adapun laba BNI sebelum penyisihan provisi meningkat 9,4% dari Rp 12,75 triliun menjadi Rp 13,95 triliun. Achmad Baiquni, Direktur Utama BNI, pada paparan kinerja BNI Kuartal III 2015, di Jakarta (15/10) mengatakan, pertumbuhan laba salah satunya didukung oleh pendapatan bunga bersih yang tumbuh 14,1% juga coverage ratio yang juga terus meningkat. Untuk diketahui, kredit BNI di periode ini naik 14,6%, demikian juga dengan DPK yang tumbuh 13,3%.
“Pertumbuhan penyaluran kredit dan dana yang dicapai merupakan salah satu indikasi berputarnya mesin bisnis BNI. Selain itu BNI juga dapat menjaga posisi net interest margin (NIM) yang naik menjadi 6,5% pada Kuartal III-2015. Hasilnya, dari sisi pendapatan, total pendapatan bunga bersih (net interest income/NII) hingga Kuartal III 2015 ini mencapai Rp 18,70 triliun atau naik 14,1% dibanding periode yang sama 2014 yang hanya sebesar Rp 16,40 triliun,” pungkas Baiquni.
BERITA TERKAIT
Dia menjelaskan, kondisi ekonomi makro pada Kuartal III 2015 masih bergerak dinamis akibat pengaruh gejolak ekonomi global yang masih terjadi dan mengakibatkan fluktuasi nilai tukar mata uang. Sektor konsumsi masih menjadi penggerak perekonomian domestik dan mampu menumbuhkan harapan bagi dunia usaha. Dia menilai, tren perlambatan pertumbuhan GDP mencapai titikbalik yang diharapkan pada akhir tahun ini sudah menunjukkan tren pembalikan arah ke angka pertumbuhan yang lebih tinggi.
Kondisi tersebut, lanjut dia menjadi tantangan sekaligus menyimpan banyak potensi diberbagai sektor, termasuk sektor perbankan sendiri yang tetap mampu menjaga pertumbuhan. “Menghadapi tantangan kondisi perekonomian di Kuartal III 2015, kinerja bisnis BNI mencatat pertumbuhan yangcukup tinggi, baik dari sisi penyaluran kredit maupun dari penghimpunan dana pihak ketiga (DPK),” kata Baiquni
Dia menguraikan, kredit yang disalurkan BNI hinggaKuartal III 2015 mencapai Rp 307,12 triliun atau naik 14,6% dibanding periode yang sama tahun 2014 yang sebesar Rp 267,94 triliun. Prosentase kenaikan penyaluran kredit dicapai secara berimbang antara penyaluran kredit business banking (korporasi, BUMN, usaha menengah dan kecil) maupunpenyaluran kredit konsumer.
Komposisi pinjaman yang disalurkan adalah untuk segmen usaha menengah dan kecil 27,8%, segmen korporasi 26,2%, BUMN 17,7%, kredit konsumer 17,9%, dan pembiayaan anak perusahaan dan cabang luar negeri sebesar 10,6%. Untuk Business Banking, kenaikan penyaluran kredit didominasi oleh segmen usaha menengah, korporasi, dan BUMN. Khusus untuk penyaluran kredit yang membiayai pembangunan proyek infrastruktur juga mengalami pertumbuhan sebesar 6,6% dari Rp 59,79 triliun menjadi Rp 63.73 triliun. Terdiri dari infrastruktur di sektor kelistrikan, transportasi, minyak dan gas, konstruksi dan jalan tol, dan telekomunikasi.
Di bisnis konsumer, pertumbuhan tertinggi dicapai oleh pinjaman personal BNI Fleksi dan pembiayaan kartu kredit. Untuk kartu kredit, BNI juga tercatat sebagai market leader di industri kartu kredit di Indonesia, dari sisi aset/outstanding (data Bank Indonesia, per Agustus 2015).
Dari sisi komposisinya, kredit konsumer BNI masih didominasi penyaluran KPR BNI Griya sebesar 61,5% dari total kredit konsumer. Dari sisi liabilitas, total DPK yang dihimpun BNI hingga akhir Kuartal III 2015 mencapai Rp 349,44 triliun atau tumbuh 13,3% dibanding posisi akhir Kuartal III 2014 yang sebesar Rp 308,33 triliun dengan komposisi dana murah atau CASA (curent account saving account) dipertahankan di atas 60% dari total DPK dan per 30 September 2015 masih mencapai 60,9%.
Menurut Baiquni, dengan pencapaian penyaluran kredit dan penghimpunan dana yang cukup tinggi tersebut menunjukkan fungsi intermediasi BNI semakin optimal terbukti dari peningkatanrasio pinjaman terhadap dana atau loan to deposit ratio (LDR) yang naik dari 85,7% menjadi 87,7%. Untuk kualitas kredit, ada perbaikannon performing loan (NPL) dibanding dibanding Kuartal II 2015. Posisi NPL Gross dan NPL Net pada Kuartal III 2015 sebesar 2,8% dan 0,7%, atau turun dibanding posisi Kuartal II 2015 yang sebesar 3,0% dan 0,8%. Total Aset BNI per 30 September 2015 mencapai Rp 456,46 triliun atau naik 11,9% dari Rp 408,05 triliun periode yang sama tahun sebelumnya.