JAKARTA, Stabilitas.id – Ekonomi Indonesia diprediksi akan mengalami pertumbuhan sebesar 5,1% sampai 5,3% di tahun depan. Hal ini terlihat sejak pertumbuhan ekonomi yang terjadi pada kuartal II tahun 2020 yang tumbuh sebesar 5,27% secara tahunan.
Melihat hal tersebut, perwakilan International Monetary Fund (IMF) mengatakan, Indonesia akan memenuhi target penurunan inflasi pada angka 3% pada tahun depan, di tengah ancaman resesi dan perlambatan ekonomi global.
Hal tersebut diungkapkan oleh Ketua Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan (LPS), Purbaya Yudhi Sadewa pada acara Leadership Forum Perbanas Institute di Jakarta, pada Kamis (1/12/22).
BERITA TERKAIT
“Resiliensi ekonomi Indonesia tersebut ditopang oleh konsumsi domestik,” ungkap Purbaya.
Purbaya menjelaskan, konsumsi domestik yang besar meredam dampak dari guncangan ekonomi global terhadap perekonomian nasional.
Konsumsi domestik sendiri berkontribusi sebesar 50,38% dari total PDB Indonesia. Selain itu, Indeks Penjualan Ritel dan Production Manufacturing Index (PMI) juga tercatat berada pada level ekspansif.
“Selain itu, apabila kita melihat indikator-indikator ekonomi riil juga masih menunjukkan tren yang baik. Penjualan ritel tumbuh positif diiringi oleh peningkatan optimisme konsumen,” lanjut Purbaya.
Selanjutnya, ia juga mengungkapkan optimismenya pada sektor perbankan nasional, yang mana Intermediasinya terus membaik seiring dengan pemulihan ekonomi. Penyaluran kredit sebesar 11,9% YoY pada bulan Oktober 2022. Sementara DPK tumbuh 9,4% YoY.
“Industri perbankan nasional kita masih dalam kondisi yang stabil. Level permodalan bank secara nasional sangat tebal, berada di angka 25,12% per September 2022,” tutup Purbaya.***