JAKARTA, Stabilitas.id – Pertumbuhan kredit untuk Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) menunjukkan perlambatan meskipun secara keseluruhan masih mencatatkan pertumbuhan.
Hal tersebut disampaikan oleh Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan (KEPP) Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Dian Ediana Rae, dalam keterangan resminya, pada Kamis (14/11/24).
OJK mencatat bahwa faktor utama perlambatan pertumbuhan kredit UMKM adalah meningkatnya risiko kredit, terutama pada segmen mikro. Kondisi ekonomi saat ini yang cenderung capital intensive dan masuknya produk impor ilegal menjadi tantangan bagi UMKM.
BERITA TERKAIT
“Meskipun demikian, OJK optimistis bahwa kinerja perbankan tahun 2025 akan membaik,” ungkap Dian.
Optimisme ini didasari oleh potensi pemangkasan FFR yang diyakini akan mendorong pertumbuhan kredit. Namun, OJK tetap memperhatikan hasil Pemilu AS dan kondisi ekonomi global sebagai faktor yang perlu diwaspadai.
Target pertumbuhan kredit perbankan akan ditentukan lebih lanjut berdasarkan Rencana Bisnis Bank (RBB) yang akan disampaikan pada akhir November 2024.
Sementara itu, Program Laku Pandai terus berkembang dengan jumlah agen dan nasabah yang terus bertambah. Program ini dinilai efektif dalam meningkatkan akses keuangan di daerah-daerah yang belum terjangkau. OJK akan terus mendorong pengembangan program ini dan melakukan evaluasi secara berkala.***