JAKARTA, Stabilitas.id – Kementerian Koperasi dan UKM (KemenKopUKM) berkolaborasi dengan Mastercard, Bank Commonwealth, dan Mercy Corps untuk melanjutkan program MicroMentor Indonesia (MMI).
Acara yang sudah dilakukan selama tiga tahun ini, dilakukan untuk mendukung UMKM agar naik kelas.
Staf Ahli Menteri Bidang Produktivitas dan Daya Saing KemenKopUKM Yulius menyampaikan dalam sambutannya pada acara HUT MicroMentor ketiga di Jakarta, pada Jumat (19/8/22), sinergi dengan MMI dilakukan untuk meningkatkan literasi transformasi digital dan membangun ekosistem untuk pendampingan bisnis serta melindungi UMKM dengan keamanan siber.
“Melalui kolaborasi antara KemenKopUKM dengan MMI telah berhasil menciptakan dua program unggulan, yakni akselerasi digital pendamping UMKM (SIGAP UMKM) dan Garda Transformasi Usaha Mikro (Garda Transfumi),” kata Yulius.
Yulius mengungkapkan, dari 64,19 juta UMKM di Indonesia 64,14 juta adalah UMK yang sebagian besar masih berada di sektor informal.
“Hingga tahun 2019, UMK yang memiiki sertifikat hanya sebesar 4 persen, sehingga perlu didorong untuk bertransformasi menjadi formal,” kata Yulius.
Untuk itu, KemenKopUKM terus berupaya untuk meningkatkan transformasi UMKM dari informal ke formal, melalui pembinaan dan pendampingan usaha mikro dalam perizinan usaha dan bantuan hukum.
“Progres per Agustus 2022 tercatat program Layanan Bantuan dan Pendampingan Hukum bagi Pelaku usaha Mikro Kecil (LBPH-PUMK) telah terealisasi 52 persen atau sebanyak 1.160 dari target 2.400 PUMK, selain itu perndaftaran NIB untuk UMKM sudah terealisasi sebesar 100 persen atau sebanyak 7.500 UMKM,” tutup Yulius.***