JAKARTA, Stabilitas.id – Kementerian Koperasi dan UKM (KemenKopUKM) mendukung inisiatif serta inovasi Pimpinan Pusat (PP) ‘Aisyiyah bersama Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta (Unisa) dalam meluncurkan Gerakan Nasional Ikatan Saudagar dan Wirausaha Aisyiyah (ISWARA) bagi para pelaku UMKM perempuan agar mampu mendongkrak rasio kewirausahaan nasional.
Saat ini Pemerintah sedang menyiapkan Indonesia menjadi negara maju, salah satunya dengan menambah jumlah wirausaha. Inisiatif PP ‘Aisyiyah diharapkan mampu berkontribusi dalam mendorong rasio kewirausahaan yang saat ini baru di angka 3,47 persen.
Hal tersebut diungkapkan oleh Menteri Koperasi dan UKM (MenKopUKM) Teten Masduki dalam sambutannya sekaligus meluncurkan Gerakan Nasional dan Seminar ISWARA bertajuk ‘Ekonomi Digital Berdayakan Wirausaha Perempuan,’ di Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta (Unisa), Sleman, DI Yogyakarta, pada Kamis (27/10/22).
“Untuk menjadi negara maju, rasio kewirausahaan minimal 4 sampai 12 persen. Di-launchingnya ISWARA, diharapkan dapat melahirkan ide-ide dan inovasi baru untuk ‘Aisyiyah sebagai organisasi sosial keagamaan yang fokus terhadap pemberdayaan perempuan,” ungkap MenKopUKM Teten Masduki.
Turut hadir dalam kesempatan tersebut, Ketua Umum PP ‘Aisyiyah Siti Noordjannah Djohantini, Ketua Majelis Ekonomi dan Ketenagakerjaan PP ‘Aisyiyah Dyah Suminar, Rektor Unisa Warsiti, didampingi Direktur Utama LPDB-KUMKM Supomo.
Menurut MenKopUKM, peluang perempuan di sektor UMKM sangatlah besar dan perlu dioptimalkan. Mengingat, saat ini sekitar 64 persen pelaku UMKM di Indonesia adalah perempuan.
Bahkan dari riset Shopee 2020, perempuan lebih gesit dan antusias dalam menangkap peluang dengan 34 persen perempuan di antaranya telah mampu mendiversifikasi produk/layanannya sementara laki-laki hanya 23 persen.
“Pertumbuhan transaksi harian pelaku UMKM perempuan juga lebih tinggi dibandingkan pelaku UMKM laki-laki sebesar 18 persen. Dan, perempuan generasi Z memiliki omzet tertinggi selama pandemi yakni 13 persen. Maka dari itu, ‘Aisyiyah haruslah menjadi motor penggerak Ekonomi Syariah,” jelasnya.
Menteri Teten menyampaikan, posisi Indonesia saat ini masih kalah dari Malaysia yang menjadi peringkat pertama di pasar halal dunia. Pemerintah mencanangkan Indonesia sebagai menjadi pusat ekonomi syariah pada 2024, melalui komite nasional ekonomi dan keuangan syariah. Pemerintah juga telah menyusun strategi ekonomi dan keuangan syariah sejak tahun 2020.
Di antaranya pengembangan Industri Halal, penguatan Sektor Keuangan Syariah, pengembangan Dana Sosial Syariah, pengembangan Kegiatan Usaha Syariah, dan penguatan Ekosistem Ekonomi Syariah.
Sehubungan dengan itu, Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) ‘Aisyiyah, Siti Noordjannah Djohantini menyampaikan, munculnya ISWARA sebagai ikhtiar dari PP ‘Aisyiyah dalam sisi ekonomi.
“Kami ingin mengokohkan ikhtiar sinergi meng-collect seluruh kekuatan melalui sebuah badan yaitu ISWARA. Ini penting menjadi kekuatan gerakan ekonomi di bawah,” ungkapnya.
Siti Noordjannah mengatakan, sangat mungkin Indonesia menjadi lompatan dengan kekuatan ekonomi yang besar, jika seluruh komponen dan kekuatan ekonomi disinergikan salah satunya melalui ‘Aisyiyah.
Sebagai penutup, Rektor Unisa Warsiti mengatakan, Unisa sangat terbuka untuk berkolaborasi dan bekerja sama dengan berbagai organisasi, lembaga swasta lainnya maupun Pemerintah dalam memajukan bangsa.
“ISWARA hadir menjadi wadah untuk merekatkan jejaring usaha yang saat ini sudah berkembang di ‘Aisyiyah di 39 titik dan sebanyak 3.092 alumni yang tersebar. Diharapkan kehadirannya senantiasa memberikan keberkahan,” ungkapnya.***