JAKARTA, Stabilitas.id – Pemerintah Amerika Serikat (AS) melalui United States Department of Commerce (US DOC) menginisiasi Pertemuan Tingkat Menteri (PTM) IPEF sebagai kelanjutan PTM ke-2 IPEF di Detroit, Amerika Serikat, yang diselenggarakan pada tanggal 26-27 Mei 2023.
Pertemuan tersebut berlangsung virtual, pada Jumat (30/6/23) dipimpin oleh US Secretary of Commerce Gina Raimondo dan dihadiri oleh perwakilan Pemerintah 13 negara anggota IPEF yang pada umumnya merupakan Menteri Luar Negeri, serta Menteri Perdagangan dan Industri. Pemerintah Indonesia diwakili oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto.
Pertemuan tersebut membahas target penyelesaian Pilar II (Rantai Pasok), Pilar III (Energi Bersih) dan Pilar IV (Ekonomi Adil) dan langkah-langkah untuk menciptakan manfaat nyata dari tiap-tiap pilar tersebut.
Pada sesi pembukaan, Secretary Raimondo menyampaikan bahwa Pemerintah AS memiliki target untuk menyelesaikan perjanjian pilar III dan IV yang akan diluncurkan pada PTM IPEF di San Francisco bulan November 2023. Ia juga menyampaikan usulan langkah-langkah yang dapat disepakati bersama di Pilar III dan IV.
Pada pilar III usulan program antara lain investment forum sebagai wadah menjalin keterlibatan Pemerintah dengan Swasta, Project Preparation yang menyediakan pipeline proyek yang dibutuhkan tiap negara anggota IPEF, dan climate fund sebagai dukungan pembiayaan proyek energi bersih. Pada pilar IV, AS menekankan program bantuan teknis (technical assistance) dan capacity building untuk menciptakan good governance.
Dalam kesempatan tersebut, Menteri Perdagangan dan Industri India, Piyush Goyal, menghargai upaya Amerika Serikat (AS) dan negara partisipan IPEF lainnya mengenai skema atau inisiatif pembiayaan program-program terkait mitigasi perubahan iklim. Namun, ia juga mengingatkan bahwa standar persyaratan pembiayaan untuk program-program tersebut masih terlalu tinggi.
Sebagai solusinya, suatu skema pembiayaan yang low-cost atau no-cost dapat menjadi prioritas, guna menghindari ketergantungan negara partisipan IPEF pada sektor swasta.
Menanggapi hal tersebut, Menko Airlangga menyampaikan apresiasinya atas perkembangan positif pada perundingan IPEF dan pentingnya seluruh anggota IPEF bekerja keras mewujudkan target ambisi AS untuk menyelesaikan seluruh perundingan pada Pilar III dan IV.
Kesempatan tersebut juga dimanfaatkan Menko Airlangga untuk menekankan kembali bahwa Indonesia bermaksud menjadi bagian penting dari rantai pasok global khususnya pada produk mineral (critical mineral).
Indonesia juga mendukung visi AS untuk menciptakan standar yang tinggi (high standard) di seluruh pilar IPEF sehingga anggota IPEF perlu menyediakan program untuk mendukung hal tersebut.
Baik Indonesia maupun India juga menekankan pentingnya pembiayaan proyek-proyek clean energy yang terjangkau dalam pillar III IPEF. Malaysia menyampaikan pentingnya akuntabilitas dari sektor swasta dalam pembiayaan proyek clean energy.
Dalam penutupannya, Secretary Raimondo menyampaikan kembali komitmen AS dalam mewujudkan IPEF, adanya peran dan keterlibatan sektor swasta dalam IPEF, serta mengapresiasi sumbangsih dan komitmen negara partisipan IPEF terhadap perundingan IPEF selama ini.
Turut mendampingi Menko Airlangga dalam pertemuan tersebut yakni Deputi Bidang Koordinasi Kerja Sama Ekonomi Internasional, Edi Prio Pambudi, sebagai Chief Negotiator Indonesia untuk IPEF.***