JAKARTA, Stabilitas– Pemerintah Republik Indonesia melakukan transaksi penjualan tiga seri Surat Utang Negara (SUN) dalam denominasi US Dollar (USD Bonds) dengan total nominal sebesar USD4,3 miliar yang terdiri dari masing-masing USD1,65 miliar untuk tenor 10,5 tahun, USD1,65 miliar untuk tenor 30,5 tahun dan USD1 miliar untuk tenor 50 tahun.
Kepala Biro Komunikasi dan Layanan Informasi Kementerian Keuangan Rahayu Puspasari mengatakan, penerbitan USD Bonds kali ini akan digunakan untuk memenuhi pembiayaan APBN secara umum, termasuk biaya untuk upaya penanganan dan pemulihan COVID-19.
“Pembiayaan APBN melalui mekanisme pasar merupakan upaya Pemerintah untuk tetap menjalankan kebijakan fiskal secara kredibel, disiplin, dan sustainabel di tengah kondisi perekonomian global yang volatile. Di sisi lain juga menggambarkan kebijakan fiskal yang responsif untuk mendukung 3 (tiga) program prioritas pemerintah dalam penanganan COVID-19 yaitu penanganan masalah kesehatan, penyediaan jaring pengaman sosial, serta dukungan terhadap dunia usaha terutama UMKM,”ujarnya.
BERITA TERKAIT
Pada transaksi kali ini, Pemerintah melakukan penerbitan tenor 50 tahun untuk pertama kalinya setelah mempertimbangkan preferensi investor global bonds pada tenor yang sangat panjang, sekaligus untuk menyeimbangkan kurva jatuh tempo Surat Utang Negara dan menciptakan acuan (benchmark) tenor baru bagi Indonesia. Dengan total penerbitan USD4,3 miliar atau yang terbesar sepanjang penerbitan USD Bonds, transaksi ini memperlihatkan kemampuan Pemerintah untuk memanfaatkan window penerbitan dengan baik.
“Pada transaksi USD Bonds kali ini, yield yang dicapai untuk tenor 10,5 tahun, 30,5 tahun dan 50 tahun ini masing-masing adalah 3,900%, 4,250% dan 4,500%. Yield ketiga tenor tersebut masing-masing lebih ketat 25 bps, 30 bps dan 40 bps dari level initial price guidance,”lanjutnya.
Ketiga seri SUN yang diterbitkan diperkirakan akan memperoleh peringkat Baa2 dari Moody’s, BBB dari Standard & Poor’s, dan BBB dari Fitch* dan akan dicatatkan pada Singapore Stock Exchange dan Frankfurt Stock Exchange. Joint Bookrunners dalam transaksi ini adalah Citigroup, Deutsche Bank, Goldman Sachs, HSBC dan Standard Chartered Bank, sedangkan yang bertindak sebagai co-Managers adalah PT Danareksa Sekuritas dan PT Trimegah Sekuritas Indonesia Tbk.