Jakarta – Jerman menegaskan kepada sejumlah negara-negara yang terkena krisis ekonomi tidak boleh menuntut bantuan kepada pemerintahannya. Beberapa negara Eropa mengalami krisis karena menjalankan kebijakan ekonomi yang tidak tepat.
"Tidak boleh menuntut bantuan dari pemerintah kami," ujar Presiden Jerman Y.M. Christian Wulff usai pertemuan bilateral dengan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di Istana Merdeka, Kamis (1/12).
Ia melontarkan kritik terhadap negara Eropa yang dilanda krisis. Menurutnya negara tersebut tidak menjalankan kebijakan ekonomi yang benar, yakni terus menumpuk hutang secara berlebihan dan boros.
BERITA TERKAIT
Jerman menyebut negara-negara tersebut sebagai shopaholic Euro. Ia menyerukan agar negara tersebut mulai merubah kebijakan ekonominya dan tetap berhemat. "Tidak hanya di eropa yang harus berubah cara berekonomi tidak boleh menumpuk hutang berlebih-lebihan," katanya.
Nilai mata uang Euro cukup stabil dalam kurun waktu 10 tahun. Tiba-tiba kondisi berubah lantaran sektor perbankan melakukan kesalahan meninggalkan utang di negara Eropa.
Pemerintah Indonesia sendiri berjanji akan meningkatkan hubungan perdagangan dengan Jerman. Komitmen tersebut untuk meningkatkan volume perdagangan Indonesia dengan Jerman. Saat ini volume perdagangan kedua negara masih rendah dibandingkan dengan negara ASEAN lainnya.
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menyatakan meski volume perdagangan dan investasi saat ini dengan Jerman cukup baik, tetapi kedua angka itu bisa lebih ditingkatkan lagi. "Indonesia mempunyai MP3EI dan saya undang Jerman untuk menjadi salah satu strategic partner pasar kita,"ujar presiden.
Saat ini volume perdagangan Indonesia-Jerman sebesar 6 miliar dollar AS dan angka investasi terakhir sebesar 300 juta dollar AS.