JAKARTA, Stabilitas — Perum Jamkrindo menargetkan volume penjaminan kredit di 2017 sebesar Rp 135 triliun. Jumlah ini meningkat Rp 20 triliun lebih banyak dari target tahun 2016 sebesar Rp 115 triliun.
Menurut Direktur Utama Jamkrindo, Diding S Anwar, target penjaminan kredit tersebut akan didapatkan dari penjaminan kredit kredit usaha rakyat (KUR) dan non-KUR. Dia menegaskan, kontribusi terbesar akan didapatkan dari non-KUR, pasalnya sudah banyak pelaku usaha yang mengerti tentang fungsi penjaminan.
Diding mengatakan, porsi kredit di luar kredit usaha rakyat (KUR) masih akan menjadi kontributor utama terhadap penjaminan kredit tahun depan, yaitu sebesar Rp85 triliun. Sementara volume penjaminan KUR masih di angka Rp50 triliun.
Meskipun volume penjaminan KUR tersebut masih lebih kecil dibandingkan penjaminan non KUR, namun menurut Diding, porsi penjaminan KUR tahun depan yang jauh lebih besar dibanding tahun ini membuktikan komitmen Jamkrindo mengakomodir permintaan kredit UMKM yang ada di seluruh Indonesia.
Adanya tambahan target volume penjaminan ini kata dia didorong oleh besarnya potensi UMKM yang ada di Indonesia. Seperti diketahui, pemberian jaminan KUR maupun non KUR diperlukan untuk membantu UMKM yang produktif dan layak namun belum bankable untuk dapat mengakses kredit/pembiayaan dari Bank atau Lembaga Keuangan lainnya.
“Berdasarkan data BPS dan Kemenkop, ada 56 sampai 57 juta UMKM yang ada di Indonesia. Yang bisa akses ke perbankan dan lembaga keuangan non bank untuk memperoleh pembiayaan itu baru sekitar 20an persen. Jadi masih banyak lagi bisa digali,” kata Diding di acara Media Gathering di Jakarta (19/10).
Hingga Oktober 2016, Jamkrindo mencatat laba sebelum pajak sebesar Rp717,43 miliar atau 76,3 persen dari target RKAP Laba sebelum pajak tahun 2016 sebesar Rp940,66 miliar.
Sedangkan total pendapatan, mencapai Rp2,19 triliun, yang terdiri dari pendapatan operasional (pendapatan penjaminan dan pendapatan investasi) sebesar Rp1,97 triliun atau 69,6 persen dari anggaran Rp2,83 triliun dan pendapatan lain-lain Rp218,81 miliar atau 65,6 persen dari anggaran Rp333,71 miliar. (Agt)