JAKARTA, Stabilitas.id – BNP Paribas Asset Manegement (BNPPAM) menggelar Journalist Class sebagai tujuan untuk meningkatkan minat masyrakat dan investor dalam berinvestasi pada produk-produk berbasis ESG di Indonesia.
Dengan tema “Mempopulerkan Serba Serbi Investasi ESG: Ramah bagi Investor, Ramah Bagi Lingukungan”, yang berlangsung di Jakarta, pada Kamis (2/3/23), kelas ini mendatangkan Narasumber Stella Septiana yang merupakan Expert dalam bidang Enviroment Social and Governance (ESG), dan Maya Kamdani yang merupakan Direktur dan Head of Marketing and Product Development PT BNP Paribas AM.
Dalam materinya, Stella Septiana menyampaikan tentang pentingnya penyelenggaraan ESG di segala lini kehidupan, terutama dalam tata kelola perusahaan.
“Ciri khas perusahaan yang mengimplementasikan prinsip sustainability adalah, memiliki tanggung jawab atas keputusan dan aktivitas yang dilaksanakan kepada lingkungan dan masyarakat secara transparan,” ungkap Stella.
Selain itu, Stella juga menyampaikan, saat ini pemerintah Indonesia sedang menggerakkan perusahaan-perusahaan baik BUMN maupun swasta, untuk menerapkan prinsip ESG dalam setiap keputusan yang diambil. Salah satu langkah pemerintah adalah mengeluarkan Undang-Undang (UU) terkait Pajak Emisi Karbon.
“Saat ini, Pemerintah sedang mendorong seluruh perusahaan baik swasta maupun BUMN, untuk menerapkan ESG. Selain itu, Pajak Emisi Karbon juga menjadi salah satu langkahnya, yang membuat perusahaan saat ini sedang menghitung pengeluaran karbon mereka,” jelas Stella.
Ia menambahkan, ESG itu ada di segala aspek sehari-hari perusahaan, mulai dari performas ekonomi, pajak, pengelolaan limbah dan lingkungan, serta kepuasan tenaga kerja dan konsumen.
“Bagaimana perusahaan tersebut bergerak secara ekonomi, dampak dari pengambilan keputusan tersebut secara lingkungan, dan kondisi karyawan yang bekerja di perusahaan tersebut itu semuanya diatur dalam ESG,” ungkap Stella.
Menanggapi hal tersebut, Maya Kamdani mengatakan, dalam dunia investasi, sustainability menjadi penting untuk menghindari ketidakpastian dan menghindari risiko bisnis yang tinggi.
“Sebagai investor, kita tentu tidak mau menginvestasikan uang kita ke perusahaan yang tidak pasti, rawan skandal dan risiko-risiko lainnya yang menyebabkan sahamnya anjlok,”
Ia juga menambahkan, di PBN PAM, hal tersebut adalah yang paling pertama diperiksa sebelum mengajak investor untuk berinvestasi. Selain itu, peraturan yang dikeluarkan oleh OJK juga mendorong seluruh lapisan industri keuangan dan perusahaan untuk mengimplementasikan ESG dalam tata kelolanya.
“Karena pemerintah sudah mendorong LJK untuk menerapkan ESG, jadi kita menuntut lah istilanya, perusahaan ini untuk menerapkan ESG dalam perusahaannya,” jelas Maya.
Selain itu, dalam penutupnya, Maya juga menjelaskan, ESG menjadi pengukuran utama PNB PAM untuk perusahaan sebagai laporan kepada investor. ESG juga menjadi standar kriteria untuk menentukkan investasinya.
“Karateristik utama Investasi yang berbasis ESG adalah mengintegrasikan ESG dalam seluruh rangkaian pengambilan keputusan Investasi, memiliki pengukuran yang jelas (E,S dan G), serta memberikan transparansi kepada investor,” tutup Maya.***