JAKARTA, Stabilitas.id – UMKM merupakan penopang ekonomi nasional dan memiliki peran krusial dalam membantu pemulihan ekonomi. Untuk itu, Kementerian Keuangan melalui Direktorat Jenderal Bea dan Cukai mendorong kinerja ekspor UMKM melalui program Klinik Ekspor Bea Cukai yang tersebar di beberapa kantor wilayah salah satunya Klinik Ekspor Bea Cukai Gresik.
21 pelaku UMKM menjadi partisipan yang merasakan manfaat dari Klinik Ekspor ini, tiga diantaranya adalah Heryanto, Uly Darojah dan Ririn. Ketiganya merasa terbantu dalam memasarkan produk mereka ke pasar internasional.
“Alhamdulillah mulai tahun 2021, kami melakukan pengiriman ekspor ke Jepang, menampilkan produk-produk kami untuk dibuat pameran,” ungkap Heryanto yang merupakan Ketua Koperasi Kerajinan Rotan Domas.
BERITA TERKAIT
Hal ini juga dirasakan oleh Uly dan Ririn, produk minuman sarang burung walet milik Uly sudah berhasil menembus pasar Hongkong dan sedang dalam proses ekspor ke Jepang, sedangkan olahan ikan milik Ririn berhasil menembus pasar Malaysia.
Selain sosialisasi, Klinik Ekspor Bea Cukai Gresik juga memberikan asistens dalam mengurus persyaratan perizinan ekspor. Terbukanya peluang melakukan ekspor membuat pasar UMKM semakin luas yang berdampak langsung pada peningkatan omset.
“Omset di lokal kami meningkat drastis dari yang awalnya hanya area Gresik, Surabaya, Jawa Timur, sekarang kami sudah punya beberapa reseller distributor di Lombok, Bandung, Semarang, dan Bali,” ungkap Uly.
Tidak hanya meningkatkan usaha pelaku UMKM, Klinik Ekspor juga turut berdampak pada penciptaan lapangan kerja dan pemberdayaan perempuan.***