JAKARTA, Stabilitas.id – Pada Desember 2022 inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK) terkendali. Perkembangan bulanan menunjukan inflasi pascakenaikan harga Bahan Bakar Minya (BBM) kembali terkendali. Terlihat pada ekspektasi inflasi dan tekanan inflasi yang terus menurun lebih rendah.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), Inflasi IHK pada Desember 2022 tercatat menjadi 0,66% (mtm) sehingga inflasi IHK 2022 menjadi 5,51% (yoy), meningkat dibandingkan dengan inflasi IHK 2021 sebesar 1,87% (yoy) dan lebih tinggi dari sasaran 3,0+1%, terutama dipengaruhi oleh dampak penyesuaian BBM bersubsidi pada September 2022.
Inflasi IHK pada Desember 2022 terutama dipengaruhi oleh pola musim di akhir tahun, inflasi inti tercatat sebesar 0,22% (mtm), meningkat dibandingkan dengan inflasi bulan sebelumnya sebesar 0,15% (mtm) terutama disumbang oleh sektor kontrak rumah.
Sektor volatile food mengalami inflasi sebesar 2,24% (mtm), lebih tinggi dari bulan sebelumnya yang tercatat deflasi 0,22% (mtm), sejalan dengan pola musiman akhir tahun. Kelompok administered prices mencatat inflasi sebesar 0,73% (mtm), meningkat dari inflasi bulan sebelumnya sebesar 0,14% (mtm).
Bank Indonesia menilai tekanan inflasi pada 2022 yang lebih rendah dari perkiraan awal, akan berdampak positif pada prospek inflasi 2023, inti dari inflasi 2022 tetap terjaga rendah sebesar 3,36% (yoy), dengan lebih rendahnya dampak rambatan dari penyesuaian harga BBM.
“Inflassi volatile food 2022 juga terkendali 5,56% (yoy). Hasil sinergi dan koordinasi pengendalian inflasi melalui TPIP-TPID dan GNIPIP dalam mendorong ketersediaan pasokan, kelancaran distribusi, kestabilan harga, dan komunikasi efektif,” demikian BI.***
Reporter: Reihan Rachman