JAKARTA, Stabilitas.id – KTT ke-43 ASEAN di Jakarta akan menghasilkan ASEAN Concord IV. Diharapkan draf terakhir akan disampaikan saat KTT ke-43, yang akan berlangsung pada 5–7 September mendatang, untuk mendapatkan persetujuan para pemimpin ASEAN.
Hal tersebut disampaikan oleh Direktur Kerja Sama Politik dan Keamanan ASEAN, Kementerian Luar Negeri RI, Rolliansyah Soemirat di Jakarta, pada Kamis (31/8/23).
“Salah satu yang terpenting dari hasil KTT ke-43 adalah ASEAN CONCORD IV yang saat ini sedang dibahas,” ungkapnya.
Indonesia akan menyiapkan visi ASEAN 2045 di masa Keketuaannya melalui piagam tersebut. “Indonesia akan memberikan panduan bagi ASEAN melalui ASEAN Concord IV, yang menjadi visi baru untuk ASEAN pasca-2025,” lanjutnya.
Perlu diketahui bahwa ASEAN telah menghasilkan dua deklarasi yang dikenal sebagai Bali Concord I pada 1976 dan Bali Concord II pada 2003.
Sedangkan KTT ASEAN 2011 di Nusa Dua menghasilkan Bali Declaration on ASEAN Community in a Global Community of Nations, yang lalu disebut sebagai Bali Concord III. Deklarasi tersebut memastikan partisipasi dan kontribusi aktif ASEAN dalam mengatasi berbagai permasalahan fundamental global yang terjadi di masa-masa sekarang.
Di sisi lain, Rolliansyah menegaskan, isu Myanmar akan dibahas secara terukur dalam KTT ke-43 ASEAN. Bagaimana pun, ASEAN ingin membantu warga di Myanmar agar bisa menjalani kehidupan secara normal.
“ASEAN memperhatikan dinamika di Myanmar dengan tetap menghargai kedaulatan mereka,” ungkapnya.
Sebagai informasi, pada Juli lalu, Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi menyampaikan, “ASEAN terus bekerja keras, tidak saja menjadi convening power namun juga menjadikan ASEAN sebagai kontributor utama perdamaian dan stabilitas kawasan,” ujar Retno Marsudi dalam konferensi pers usai pertemuan Menlu ke-56 ASEAN di Jakarta.
Menlu merujuk pada kemampuan mengkatalisasi tindakan kolektif oleh aktor-aktor terkait untuk mengatasi tantangan pembangunan global dan regional. Istilah convening power digunakan untuk menegaskan perlunya mengutamakan budaya komunikasi dan dialog.***