JAKARTA, Stabilitas.id – Kondisi perekonomian Indonesia pascapandemi Covid-19, masih diperkirakan menghadapi berbagai tantangan di masa depan. Lembaga IMF telah memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi dunia pada 2022 dari 4,4 persen menjadi 3,6 persen dan memperkirakan inflasi yang lebih tinggi.
Melalui keterangan resminya, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menjelaskan, tantangan dan krisis yang dihadapi tersebut yakni Covid-19, conflict, climate change, commodity prices, dan cost of living yang disingkat 5C atau disebut The Perfect Storm.
Namun, Pemerintah tetap optimis memandang perekonomian Indonesia tahun 2022. Pada Q1-2022, Indonesia berhasil melanjutkan tren pemulihan dengan baik dimana ekonomi berhasil tumbuh 5,01 persen (year on year/yoy).
BERITA TERKAIT
Tren pemulihan juga dapat dilihat dari kembalinya Indonesia ke dalam kategori negara berpendapatan menengah ke atas sejak akhir tahun 2021, seiring dengan terlihatnya tren penurunan tingkat kemiskinan, pengangguran, dan ketimpangan.
“Pemerintah kembali menjalankan Program PEN (pemulihan ekonomi nasional) yang diarahkan untuk jobs-stimulating recovery dengan total anggaran Rp455,62 triliun. Hingga akhir Mei 2022 lalu, alokasi tersebut telah dapat terealisasi hingga Rp90,80 triliun yang utamanya digunakan untuk perlindungan masyarakat,” ungkap Menko Airlangga.
Salah satu program PEN, Kartu Prakerja, telah diberikan kepada 11,4 juta penerima di tahun 2020-2021 dan di tahun 2022 telah disalurkan kepada 1,06 juta penerima.
Menko Airlangga juga mengatakan bahwa UMKM yang merupakan pilar ketahanan ekonomi Indonesia, saat ini berjumlah berjumlah sekitar 64,2 juta usaha dan telah memberikan kontribusi sebesar 60,51 persen terhadap produk domestic bruto (PDB) atau senilai Rp9.580 triliun.
“Dengan berbagai kebijakan tersebut, Pemerintah optimis bahwa di tahun 2022 ekonomi Indonesia akan dapat tumbuh mencapai 5,2 persen,” ungkap Menko Airlangga.
Sehubungan dengan itu, Pemerintah terus mendorong penguatan ekosistem UMKM, terutama melalui digitalisasi UMKM, sehingga dapat meningkatkan produktivitas UMKM.***