BERITA TERKAIT
JAKARTA-Kementerian Pertanian (Kementan) telah bekerja sama dengan Kedutaan Besar Belanda di Jakarta terkait program Food Security, Poultry and Dairy Sector. Kerjasama yang telah dimulai sejak tahun 2014 ini berfokus upaya peningkatan ketahanan pangan di Indonesia, khususnya di bidang perunggasan dan persusuan. “Bentuk nyata dari program ini adalah upaya perbaikan di sektor perunggasan dan persusuan di skala kecil,” ujar Direktur Kesehatan Masyarakat Veteiner Kementan, Syamsul Ma’arif, dalam diskusi Lokakarya Hasil Proyek DISF Live, di Jakarta, Selasa (21/11).
Upaya perbaikan sektor perunggasan dan persusuan tersebut, menurut Syamsul, dilakukan dengan memperbaiki standar produksi serta pasokan daging ayam dan susu sapi dari para peternak, khususnya yang skala kecil. Salah satunya adalah dengan memodernisasi tata kelola kandang ayam dan juga kegiatan pemotongan ayam di Indonesia. “Melalui program ini pihak dari Belanda mengajari para peternak kita seperti apa sih membangun kandang ayam berikut tata kelola yang benar. Yang pasokan udaranya cukup, pasokan airnya cukup dan sebagainya. Dengan begitu ayam yang tinggal di situ sejahtera, tidak stress,” tutur Syamsul. Selama ini, lanjut Syamsul, salah satu kendala utama dalam bisnis peternakan ayam adalah tingginya ongkos produksi untuk kebutuhan vaksin dan obat-obatan. Dengan menjaga ayam tetap sehat, maka diyakini komponen ongkos produksi yang harus ditanggung oleh peternak dapat lebih efisien. “Selama ini peternak selalu tergantung dengan obat-obatan. Dengan sistem baru yang diajarkan dari Belanda ini, biaya produksi bisa turun 50 persen lebih. Jadi untuk harga di pasar nantinya juga bisa lebih murah,” tegas Syamsul.